Lihat ke Halaman Asli

Ririe aiko

Penulis, Pengajar dan Ghost Writer

Sejauh Mana Orangtua Harus Terlibat dengan Lingkungan Anak di Sekolah?

Diperbarui: 18 September 2024   12:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi-- Orangtua antar anak sekolah. (Kompas.com/Irwan Nugraha)

Sejauh mana orangtua harus terlibat dengan lingkungan pergaulan anak di sekolah?

Sebenernya pertanyaan ini juga cukup membuat saya pribadi sebagai orangtua sekaligus pengajar kesulitan untuk menjawabnya. Di satu sisi sebagai orangtua kita harus tetap bisa memantau bagaimana pergaulan anak di sekolah! Jangan sampai kita lepas kendali dan tidak tahu bagaimana anak kita bersikap pada teman-temannya, apakah ia tumbuh menjadi pembully? Atau sebaliknya apakah anak kita justru sedang mengalami pembullyan? 

Di sisi lain, sebagai seseorang yang berprofesi sebagai pengajar, saya paham betul bahwa anak sedang dalam proses pembelajaran dan ia perlu belajar menjadi dewasa dan menyelesaikan masalah-masalahnya sendiri, tanpa orangtua terlibat terlalu jauh.

Tapi yang perlu digarisbawahi adalah bagaimana cara kita sebagai orangtua untuk bisa menanamkan mental kuat dan survive agar anak siap mengatasi berbagai karakter manusia yang pasti ia temukan dimasa depan. 

Pada proses pembelajaran itu, terkadang sebagai orangtua kita juga bisa lebih lepas kendali. Contohnya saat terjadi sesuatu pada anak di sekolah, misalnya anak mengalami kekerasan verbal atau non verbal. 

Hal tersebut sangatlah wajar, karena sejatinya setiap orangtua dimanapun pasti tidak akan terima anaknya diperlakukan tidak baik. Apalagi konteksnya sebagai ibu yang punya kedekatan emosional dengan anak yang sulit dijelaskan secara teoritis. 

"Seorang ibu itu sekalipun anaknya sendiri kadang suka ia tegur dan ia marahi, tapi tetap saja tidak akan terima jika anaknya sendiri di perlakukan semena-mena oleh orang lain! Entah itu oleh teman-temannya atau bahkan ayahnya sendiri."

Teori dan logika tidak akan bekerja pada seorang ibu ketika anaknya disakiti, mengapa? Karena bagi seorang ibu anak itu lebih berharga daripada nyawanya sendiri. Untuk melahirkan seorang anak, seorang ibu rela mempertaruhkan nyawanya, karena itu bagi ibu anak sangatlah berharga! 

Tapi kendati besarnya rasa sayang kita pada anak, hendaknya kita tetap bisa berpikiran lebih terbuka, tidak subjektif dan rasionalitas, saat menghadapi segala masalah yang terjadi pada anak. 

Adakalanya kita harus terlibat jika sudah menyangkut fisik dan mental, ada kalanya kita juga tidak perlu terlibat terlalu banyak dan biarkan ia mengatasi setiap masalah dengan pola pikiran positif yang kita tanamkan. 

Sumber ilustrasi : halodoc.co.id 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline