Lihat ke Halaman Asli

Ririe aiko

Penulis, Pengajar dan Ghost Writer

Gaya Hidup Generasi Z Memicu Maraknya Diabetes di Usia Muda

Diperbarui: 12 Mei 2024   17:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : dokpri

Belakangan ini viral curhatan seorang anak generasi Z yang kaget karena ketiga temannya terkena penyakit diabetes di usia muda. Padahal usia teman-temannya itu masih sekitar 24-27 tahun. Tentu saja cuitan itu langsung memicu perhatian banyak warganet, termasuk saya! Zaman dulu orang-orang  biasanya terkena penyakit diabetes kalau udah berumur 50 tahunan keatas. Lah? kok? sekarang umur baru 20an, udah bisa kena penyakit diabetes? Karena penasaran saya pun mencoba meriset tentang fakta dan alasan banyaknya generasi muda sekarang yang terkena penyakit diabetes.

Berdasarkan data yang dirilis oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) pada tahun 2023, kasus penderita diabetes diusia muda meningkat 70 kali lipat dibanding tahun 2010. Bahkan dari data Federasi Diabetes Internasional (IDF) juga mencatat, ada sekitar 536 Juta penderita diabetes di seluruh dunia berusia di rentang 20-79 tahun. Dari data tersebut, Indonesia masuk kedalam peringkat kelima dengan jumlah penderita diabetes terbesar di dunia. Tentunya bukan peringkat yang harus dibanggakan, tapi justru perlu kita evaluasi! Mengapa begitu banyak peningkatan kasus diabetes yang terjadi dinegara kita? Data tersebut jelas menggambarkan situasi yang sangat mengkhawatirkan! Fakta bahwa pola hidup tak sehat, mulai banyak diadopsi generasi muda bahkan sudah di mulai dari anak-anak.

Mewabahnya aneka jajanan minuman seperti Boba, Es kopi aren, Milkshake, Thai Tea, ice cream dengan aneka topping yang mengandung kalori dan gula tinggi, kerap digemari masyarakat saat ini. Berlabelkan jajanan kekinian yang modern, kerapkali membuat banyak orang menjadi "Food Hunter" dengan mengagendakan kulineran secara rutin. Ditambah maraknya para food vlogger yang serta merta membuat visual makanan dan minuman semakin menggoda! Rasanya kita ketinggalan trend kalo nggak ikut nyobain jajanan yang lagi viral!

Terlepas dari kulineran itu sehat atau tidak, mayoritas orang-orang lebih memilih mengabaikan dampaknya dibandingkan peduli dengan kesehatan. 

Bukannya tidak boleh kita ikut mencoba  minuman-minuman berpemanis yang kian marak dijual saat ini, tapi yang perlu kita garisbawahi adalah "Jangan Berlebihan".  Saya sendiri juga termasuk orang yang suka penasaran dengan jajajan yang lagi viral. Tapi konsep yang selalu saya terapkan adalah "Don't eat too much!" 

Sebagai contoh, misalkan Anda sangat ingin mencoba es kopi gula aren, lalu Anda mengkonsumsinya pada hari itu, sebenarnya tidak akan jadi masalah jika Anda bisa membatasi asupan gula yang  dikonsumsi pada hari yang sama. 

Sekedar mencoba meminumnya sesekali dengan frekuensi yang jarang, tidak akan menimbulkan dampak kesehatan yang signifikan! Tapi yang perlu diingat adalah Anda tidak boleh mengkonsumsinya secara rutin! Karena pola pembiasaan rutin inilah yang akan membentuk bibit penyakit dalam jangka panjang.

Perlu diingat bahwa dalam secangkir es kopi gula aren mengandung sekitar 370 kalori disertai kandungan gula sekitar 25 gram atau setara dengan 2 Sdm. Sementara jika kita meninjau dari kebutuhan kalori harian orang dewasa yang berkisar sekitar 1500-2700 kalori, Angka satu gelas es kopi gula aren tersebut sudah mencakup sekitar 24% kebutuhan kalori orang dewasa. Sedangkan untuk asupan gula yang disarankan berada pada kisaran 50 gram atau 4sdm/hari. Jadi jika Anda menjadikan satu gelas es kopi gula aren sebagai konsumsi harian anda sudah bisa mencukupi 50persen kebutuhan gula yang dibutuhkan. Namun lain lagi ceritanya jika Anda menambah konsumsi harian dengan pendampingnya seperti milky bun, donat, crombolloni dan lain-lainnya, bisa dibayangkan berapa banyak kadar gula yang masuk ketubuh Anda  dalam sehari!?  Tentu sudah melebihi kapasitas gula yang dibutuhkan oleh tubuh? Gula yang dikonsumsi berlebihan dan tidak bisa diolah menjadi energi, akan menyebabkan lonjakan gula darah atau Hiperglikemia yang lambat laun akan memicu penyakit diabetes.

Jika Anda berpikir "Saya terbiasa minum boba, es kopi aren bahkan kudapan manis setiap hari, tapi sampai saat ini baik-baik saja kok!" ya mungkin saat ini masih baik-baik saja, tapi bagaimana dengan  5 sampai 10 tahun kedepan? Anda yakin tubuh Anda akan baik-baik saja? Sementara setiap hari makanan dan minuman yang Anda konsumsi jauh dari kata sehat!

Ingat bahwa pola hidup tidak sehat itu tidak langsung berdampak seperti ketika anda hari ini makan cabe, lalu kemudian sorenya Anda merasa sakit perut! Ada proses dalam tubuh yang mengakumulasinya dalam jangka panjang. Jika diusia muda saja sudah terjangkit diabetes, bukankah sudah terjadi pembiasaan pola makan yang buruk sejak masih kecil? Pembiasaan dalam mengkonsumsi kadar gula yang tinggi, kurang minum air putih, tidak makan sayur, bahkan kurangnya aktivitas fisik, menjadi pemicu utama banyaknya Generasi muda yang terjangkit diabetes. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline