Sebagai orang tua, terkadang kita menuntut Anak mampu menguasai semua bidang pelajaran, tanpa disadari bahwa manusia itu memiliki keterbatasan. Tak semua orang harus mahir matematika ataupun fisika, karena kecerdasan setiap Anak itu berbeda-beda. Percaya atau tidak, mayoritas masyarakat kita saat ini, bekerja bukan pada passionnya, tetapi lebih kepada tuntutan kebutuhan ekonomi yang mendesak.
Seiring bertambahnya usia, beberapa Anak bahkan kehilangan mimpi karena kurangnya dukungan. Mereka kehilangan kepercayaan diri untuk melakukan apa yang benar-benar diminatinya.
Mengapa demikian? karena sebuah Stigma yang sudah melekat kuat sejak dulu, bahwa mereka yang Sukses adalah mereka yang memiliki Nilai Akademis yang memuaskan. Mereka yang bisa diterima bekerja di Perusahaan Besar, adalah mereka yang bisaPer memenuhi Standar Kualifikasi Tinggi yang ditetapkan Perusahaan. Lalu bagaimana dengan nasib orang-orang yang dibawah standar Akademis? Haruskah mereka berhenti bermimpi? Atau haruskah memaksakan diri untuk berada di level Akademis yang sama? Sementara kemampuan setiap anak berbeda.
Ya, Kemampuan Setiap Anak Berbeda. Tak ada satupun Anak yang diciptakan sama. Semua terlahir dengan memiliki keunikan dan keistimewaannya masing-masing. Semua Anak yang lahir cerdas dan pintar, hanya tinggal tugas kita sebagai orang tua untuk menemukan kecerdasan mana yang menjadi passionnya lalu mengasahnya secara optimal.
Ahli psikologi Howard Gardner mengemukakan Teori Kecerdasan Manusia terbagi kedalam sembilan jenis :
1. Kecerdasan Logika-Matematika
Skill yang unggul: pemecahan masalah, logika yang tepat, melihat tren dan pola, dan memahami sebuah hubungan. Selain itu, juga memiliki cara berpikir secara konseptual dan abstrak.
Karier yang bisa digeluti : matematikawan, ekonom, auditor, akuntan, ilmuwan, ahli taktik, analis komputer, teknisi dan gamer.
2. Kecerdasan Linguistik
Skill yang unggul: penggunaan kata-kata secara efektif, ungkapannya mudah dipahami oleh orang lain, kemampuan berbicara dan menulis, kosa kata luas, pandai bermain kata-kata.
Karier yang bisa dipilih : pembicara publik, pustakawan, politisi, penyiar radio, pembawa acara TV, YouTuber, jurnalis, pengacara, kurator, ahli patologi wicara, penulis, influencer, youtuber dan marketing.
3. Kecerdasan Interpersonal atau Kecerdasan Emosional
Skill yang unggul: pandai merasakan emosi orang lain, paham motif atau mood seseorang mereka, keterampilan komunikasi baik verbal maupun non-verbal.
Karier yang bisa dipilih : Berkaitan dengan sumber daya manusia (HR/psikolog), konselor, manajemen, hubungan masyarakat, direktur sosial, guru, dan pekerja sosial.
4. Kecerdasan Intrapersonal
Skill yang unggul: baik dalam memahami diri sendiri, selalu menghargai dan menghormati kondisi manusia lain, mudah memahami perasaan batin sekitar.
Karier yang bisa dipilih : psikolog, penulis, terapis, konselor, pekerja sosial, teolog, pengusaha, dan penyair.
5. Kecerdasan Musikal
Skill yang unggul: bisa merasakan ritme dan suara yang baik untuk musik hingga dapat memecahkan nada, ritme, nada, dan timbre suara dengan mudah.
Karier yang bisa dipilih: konduktor, musisi, guru piano, komposer, guru tari, terapis musik, dan direktur paduan suara.