Lihat ke Halaman Asli

Ririe aiko

Penulis, Pengajar dan Ghost Writer

Ketika, Ibu Mulai Tidak Bahagia

Diperbarui: 5 November 2022   06:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Peran ibu merupakan jantung dalam satu keluarga. Karena ibu yang bahagia akan membentuk suatu keluarga yang hangat dan harmonis. Ibu yang bahagia akan membuat anak-anak tumbuh dengan keceriaan. Dan tentunya suami juga akan lebih bersemangat jika memiliki pasangan yang menjadi ibu dan istri yang selalu tersenyum bahagia. 

Terlihat sederhana, namun pada kenyataannya menjalankan setumpuk tugas rumah tangga yang seakan tidak ada ujungnya, rengekan dan pertengkaran anak-anak  dirumah yang selalu ricuh, belum lagi tuntutan kenaikan harga pangan yang membuat ibu harus pintar menjalankan berbagai peran, dari mulai mengurus rumah tangga, mengelola keuangan rumah tangga, mengurus anak ,mengurus kerapihan rumah, mengurus nilai nilai anak, antar jemput anak sekolah dan segala operasional rumah tangga yang tak terhitung banyaknya. 

Semua seakan menjadi tuntutan ibu yang harus diselesaikan. Sementara dengan segala tuntutan itu, ibu tetap harus bahagia, tetap harus menebar senyum pada suami dan anak-anak. Tetap harus bersikap halus dan lembut. Tanpa disadari bahwa ibu juga hanya seorang wanita biasa yang memiliki emosi. Para ibu juga bisa merasa stress, depresi dan lelah dengan segala macam tuntutan yang seakan menteror mentalnya. Bukan karena tidak suka menjadi ibu atau Ia ingin berhenti menjadi Ibu. Justru Para ibu ini bahagia bisa mendapat gelar ibu dan bisa memiliki malaikat kecil yang kelak bisa menjadi jalan surganya. 

Dia bahagia namun dia terkadang hanya lelah, terkadang ia hanya ingin didengarkan tanpa didebat. Bukan untuk disudutkan dengan tuduhan "kamu tidak sabar! kamu banyak mengeluh! kamu kurang bersyukur!"

Percayalah, bukan hal itu yang ingin didengarkan seseorang yang sedang lelah. Terkadang ia hanya butuh pundak untuk bersandar sejenak, butuh telinga yang siap mendengarkan betapa berat hal-hal yang telah ia lewati, butuh pelukan hangat yang menenangkan segala emosi yang bergejolak. Hanya itu yang dibutuhkannya. Peran seseorang yang bisa memahaminya tanpa banyak bicara. Semua hal itu sudah lebih dari cukup untuk mengembalikkan semangatnya. 

Jika anda adalah orang terdekat dari para orang yang bergelar "ibu" jadilah seseorang itu. 

Seseorang yang tak perlu banyak bicara, namun bisa mendengarkannya dengan baik. Sehingga ia bisa kembali percaya bahwa dirinya mampu memerankan peran sebagai ibu sekaligus istri yang baik. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline