Diantara ucapan syukur pada Tuhan yang terbata-bata karena Pesawat Air Asia telah ditemukan. Bagaimana tidak terbata-bata, karena ucapan syukur itu lahir dari duka ratusan keluarga penumpang. Harusnya syukur lahir dalam sebuah kebahagiaan. Tetapi ini tidaklah sebuah kebahagiaan, mungkin hanya sebuah kepastian yang diberikanNya. Namun itupun sebuah berkah, karena berada dalam ketidak pastian antara hidup dan mati, siapakah yang bisa bertahan didalamnya?
Dalam keadaan yang demikian, sikap-sikap simpati dan empatilah yang sangat menolong. Menolong untuk memberikan kekuatan agar kaki bisa digerakkan. Tidak menolong secara menyeluruh, tetapi sangat-sangat berarti. Dalam tragedi jatuhnya pesawat Air Asia yang telah ditemukan di Selat Karimata, semua berupaya membantu dan memberikan yang terbaik. Hadir para pemimpin yang berusaha membantu dan mendukung moral keluarga para korban. Mulai dari Bupati Beltim Basuri, Walikota Surabaya Tri Rismaharini, dan tanpa mengesampingkan peran-peran pemimpin yang lain hadir juga wakil Presiden dan Presiden RI.
Mereka tidak hanya memerintahkan sesuatu kepada para bawahannya, tetapi terjun langsung. Dari segi efektifitas dan efisiensi mungkin tindakan itu tidak terlalu dibutuhkan dalam kepemimpinan selevel mereka. Tapi ini bukan tentang efektifitas dan efisiensi birokrasi. Gaji Wapres Yusuf Kalla dan Presiden Joko Widodo tidak berubah dengan keterlibatan mereka dalam musibah ini. Musibah ini jauh dari persoalan hitung-hitungan tersebut. Ini persoalan bagaimana mereka ada dan hadir bagi masyarakatnya saat mereka berduka. Ini bukan tentang management pemerintahan dan program-programnya. Ini juga bukan persoalan anggaran yang dikeluarkan. Ini persoalan hati yang diberikan oleh para pemimpin pada masyarakat. Katanya, apa yang dilakukan dari hati tidak dapat dibayar terkecuali dengan hati juga. Karena itu, semoga hati para pemimpin tersebut yang diberikan kepada masyarakatnya dapat menghibur hati yang sedang berduka. Salam turut berduka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H