Lihat ke Halaman Asli

M. ERIK IBRAHIM

🐇🦢🌱Berakit Rakit Ke hulu, Berenang renang ketepian, aku bersungguh sungguh untuk kamu, TAPI, kamu malah demikian🌴🌿

Puisi: Air Mata ibu yang Harus Terhenti

Diperbarui: 23 Desember 2022   00:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi gambar oleh Pixabay dari danigeza. Sebuah taman bunga bermekaran sebuah hamparan lahan terbentang. 

saat ia tengah sendirian sedang berpacu dengan rupiah dan setoran, sejenak air mata ia usap demi Anak-anaknya tidak terbesit kesedihan. 

bagaimana tidak? Ia enggan berbagi kesedihan dan ingin berbagi kebahagiaan saja. 

Manakala ruam ruam waktu tak lagi membeku, saat itu ,ibu menghangatkan ku dengan sebuah kain selimut peredam dingin menderu menusuk kalbu. 

sepintas celotehan dongeng ia dendangkan, petuah petuah nasihat ia sisipkan, terkadang makanan ia hantarkan. 

Namun saat inilah? kau bisa membalas jasanya? dengan sekuat tenaga kau berkarya

Untuk dipersembahkan padanya. Meskipun asa mu sampai kapanpun tidak akan pernah sama dan setimpal

Setidaknya air mata Ibumu bisa kau hapuskan... 

----

Demikian dan salam puisi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline