Cukuplah burung menjadi saksi bulan itu sedang menangis dan malam yang Murung...
Gelagat rasa resah, galau, hingga relung hati tercabik, rupanya didengar rembulan di cakrawala sana.
Aku melihat nya sedang berbisik bernada halus kepada awan untuk segera menurunkan hujan dibumi, agar siapapun tidak mengetahui dirinya sedang menangis.
Cenderung meringkuk dan menutup diri, namun tetap menyinari malam-malam ini dengan lentera di sekujur tubuhnya.
Tetap teguh meskipun, kalbu ingin runtuh
Lain lagi dengan malam yang begitu murung hari ini, memenjarakan bintang bintang untuk berkilauan di bumi.
Mengapa bulan menangis?
Mungkin, relung hatinya terluka, mungkin rasa rindu yang menggebu gebu pada makhluk bumi, mungkin juga rasa gundah gulana menerpa nya.
Lalu, mengapa malam begitu Murung?
Mungkin kepiluan makhluk bumi, ingin ia tampung dengannya. Namun apadaya, tidak bisa dijangkau dan diraih, hanya bisa diraba dan diterawang saja.
Banyak juga renungan, isak tangis hingga sayatan hati penduduk bumi dihibahkan di malam-malam penuh kesunyian.