Kutanggalkan puisi ini disini saja,...
Lihat, sinar mentari pagi begitu tergopoh gopoh hari ini.
Sinar rembulan kemarin juga tampak pucat. Sunyi senyap tanpa bintang bintang
Oktober dibulan ini,...
Ketika menolong orang. Muara hati dikalbu tidak ingin main-main lagi. Serius.
Namun, manakala hati sudah bersinergi dan terenyuh mengulurkan bantuan. Namun,justru kau selipkan kata "Nge-Prank " didalamnya. ( dipertimbangkan kembali
Dengan maksud membuat sumringah dan gembira ria orang lain, perlahan mengoyak hati ini yang sudah terjalin. Menolongnya...
Ragu-ragu. Ladang gandum sejenak ku tinggalkan, periuk nasi sejenak ku geming kan.
Diatas bara menyala-nyala. Tembikar daku bawa. Terengah-engah. Nampak lesu. Namun, kau justru melayangkan harapan palsu
Bermuka dua. Didepan matanya berbinar binar, lesung pipi senyum tipis ia tampakkan.
Dibelakang, suara sumbang dihentakkan, siulan miring diguncang kan. Dikabarkan.
Hanya saja, telinga lebar ini tidak mendengar...
Ketika menolong orang...
Jadi maju mundur...!
* Bukan maju mundur cantik..., Oktober 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H