Tak semua orang, bisa mengenakannya...
Tak semua orang, bisa bertatap langsung dan bersentuhan dengannya...
Entah tidak cocok, terbungkam finansial dan lain sebagainya...
Tapi sebagian yang lain, mungkin urung untuk patah arang,...
Saat pori pori kulit ini mulai bersenggama dengan jari jemari tangan. Begitu kusam dan tak senada.
Komedo... Berminyak... Bruntusan...pori pori terbuka...berdebu...
Saat menepi sejenak dibilik bilik kamar, bercermin dengan serpihan serpihan alat perawatan wajah yang mundur teratur.
Eyeliner...
Eyeshadow...
Bedak...
Sisir...
Pewangi pakaian...
Pengharum ketiak...
Pelembut rambut...
Sejauh mata memandang berjejer rapi...! Bersyukur, meskipun tidak selengkap orang awam pada umumnya.
Dibalik masker Wajah....! Sejenak menghantui dan bulu kuduk merinding, manakala ada senyawa senyawa berbahaya tersemat didalamnya.
"Lebih baik mencegah dari pada mengobati".Hati Hati ya,...
Namun, renungan malam ini cukup asyik , ditemani masker wajah, penuh kesegaran mengusik...
Dingin bagai angin pagi yang berhembus perlahan.
Selembar timun yang telah diiris pipih,...! Sembari menyeka kelopak mata yang menutup. Perangai kebahagiaan.
memangku Muara pinta, rasa bersyukur...
Tali temali rasa cukup harus dirajut dan dipupuk...
Manakala diberi nikmat melebihi batas ufuk...
Semarang, 25 September 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H