Lihat ke Halaman Asli

M. ERIK IBRAHIM

🐇🦢🌱Berakit Rakit Ke hulu, Berenang renang ketepian, aku bersungguh sungguh untuk kamu, TAPI, kamu malah demikian🌴🌿

Puisi: Iba

Diperbarui: 18 September 2022   14:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi by Bola. com oleh Rheza Aditya Gradianto | Seseorang yang menaruh rasa iba

Haruskah ku tutup mata...? 

Haruskah ku tutup telinga...? 

Santun bertutur kata, ialah penting maknanya

Walaupun cuitan cuitan mu terdengar sumbang dimata orang, tetapi hanya dirimu lah yang tau maknanya. 

Sabar...! Cemooh di minggu minggu ini memang silih berganti. Bertandang ke telinga lebar orang yang mempunyai hati bersih seperti kertas putih. 

Hingga berbusa ia memberi petuah pada orang, tetapi air susu ia malah diganjar dengan air tuba

Rasa iba orang kian hari, kian terkikis zaman, acuh tak acuh" Bukan urusanku". Tidak mengenal berarti acuhkan saja.

Iba... 

Tetap terpatri lah dalam hati bersih manusia diluar sana. 

Agar tidak ada adu domba hingga dijadikan kambing hitam pembawa bencana. 

Seketika. Relung hati teriris... 

****

Di minggu mentari terik, menyisakan isak tangis. 

Kadang kidung hingga kadung ku pupuk iba ini , dengan benih benih uluran tangan dan air mata berkaca yang menembus dihati. 

Bermakna atau tidak... 

Rasa iba, semoga selalu ada... 

Di hari yang kian hari kian fana... 

Entahlah....! Jika terkikis, ukirlah, pahatlah dan pupuk kembali dengan cinta

Sembung harjo, September 2022




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline