Lihat ke Halaman Asli

M. ERIK IBRAHIM

🐇🦢🌱Berakit Rakit Ke hulu, Berenang renang ketepian, aku bersungguh sungguh untuk kamu, TAPI, kamu malah demikian🌴🌿

Puisi: Jalan Instan

Diperbarui: 17 Agustus 2022   08:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi seseorang memandang alam dan kemewahan. (Sumber: Pixabay.com / Stocksnap ))

Seiring berjalan nya waktu, Rp. 1000 hingga Rp. 20000 telah terhimpun. Ih, cepat sekali, jangan jangan...? 

Buanglah... Buanglah pikiran itu jauh jauh, karena banyak hal yang harus ku relung-relung dan renungkan untuk mendapatkan nya. 

Instan pun tak selamanya mulus... 

Berproses pun, tak selamanya gagal terus... 

Yang ada ialah hikmah, petuah hingga nasihat yang selalu bagus. 

Satu persatu, anak tangga dipijak dengan kaki. Meskipun dengan merintih dan terseyok. 

Merintis perlahan namun pasti. Namun jangan harap itu akan mudah bagai membalikkan telapak tangan. 

Suatu ketika, lipatan dengan lipatan uang harus ku himpun dalam sebuah kotak celengan. Berat hati, namun harus ku paksa agar kelayakan hidup mendekati ku. 

Aku bercermin. Seseorang, segelintir orang, jutaan orang bahkan milyaran orang ingin seperti dirimu. Tapi mengapa kau justru enggan puas dengan apa yang kau punya... 

Introspeksi diri, berkaca dari hati tentang makna jalan instan dan jalan pintas menurut mu. 

# Jalan instan, 17 Agustus 2022

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline