Cermin. Saat kepercayaan diriku mulai memudar dan memuai, saat itulah kau bagai pahlawan kesiangan yang mengulurkan bantuan.
Lihat. Mungkin bukan segelintir orang seperti ku, tapi jutaan orang terbantu olehmu.
Cermin. Paras tampan, cantik nan elok membuat ku tersipu malu karena mu, seakan membiaskan muka ini tiada jemu.
Kertas putih sempat aku sorong kan ke hadapan mu, sebagai rasa syukur atas kehadiran mu.
Saat bilik kamarku gelap gulita, kaulah yang membuat pantulan cahaya menerangi, menyinari hingga membuat warna warni, suasana menjadi riang gembira.
Iya... Engkau memang bagai pelita, saat harapan satu satunya pun hampir sirna
Berterimakasih pada cermin. Bagaimana caranya ku mengutarakan itu.
Hampir saja ku menyeka air mata, karena terenyuh akan keberadaan mu, hari biru penuh rahasia tersimpan di titian jelaga kalbu
Cermin...
Andai saja, engkau punya pita suara, bola mata dan telinga lebar nan acapkali bisa berbisik kepadaku.
Mana tahu. Engkau pun juga tersayat dan ingin mengeluh seperti ku.
# Semoga bermanfaat,...
# M. Erik Ibrahim
# Ilustrasi gambar by kids.grid.id | Seseorang yang sedang berkaca dibalik sebuah cermin yang kecil. Foto oleh Ayu Ma'as
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H