Lihat ke Halaman Asli

M. ERIK IBRAHIM

🐇🦢🌱Berakit Rakit Ke hulu, Berenang renang ketepian, aku bersungguh sungguh untuk kamu, TAPI, kamu malah demikian🌴🌿

Puisi: Barang-barang Berharga

Diperbarui: 13 Agustus 2022   06:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi gambar by Pixabay oleh Barmalyanich

Sebuah gantungan kunci ia taruh dan mampat kan di sebuah gagang pada pintu. Apa yang membuat itu berharga? 

Merenggut masalalu terselubung dan pelik, semaunya tersirat dibalik kunci itu. 

Gantungan kunci itu bagai seduhan kopi, pahit, manis, getir bersatu padu

Kotak musik diabaikan dengan sesekali ia ratapi dengan senyum merekah dan lesung pipi yang manis manakala alkisah dengan dia bertaburan dilangit langit hati. Tidak bisa terbayangkan. 

Lesung padi. Barang dengan berharga yang tidak bisa diganti, karena itu adalah sumber sesuap rezeki. 

Terompah dari kayu itu selalu mendendangkan Alunan suara merdunya dengan bunyi tuk-tak-tuk tak-tuk. Semakin Candu semakin rindu. 

Jangan lupakan tembikar itu, separuh napas mu ada di tembikar itu, sebagai mata pencaharian, sedari pagi hingga petang

Sabang - Merauke, Hilir - ke hulu, Ufuk timur -Hingga ke ujung Barat, masih saja terselip barang-barang berharga tiada tara. 


Timbul rasa Pertanyaan ?.... 

Dalam bilik kamar, Masih adakah gerangan?



# Tlogosari, 12.Agustus 2022

# Barang-barang Berharga

# 09.35 berpuisi 


Ilustrasi gambar by Pixabay oleh Barmalyanich

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline