Aaaaaarrgghh.....
Teriakan kencang melengking, menjulang tinggi dan mengakar kuat.
Rintih sakit begitu terukir dan terpahat di jiwa wanita paruh baya itu. Tolong aku kesakitan.
Terkoyak, tergilas aspal dan mengelupas sedikit kulit dan kaki. Mobil hendak pergi
Tancap gas dan angan angan kepanikan membabi buta dan membutakan nya.
Tidak peduli... Yang terpenting, ia selamat dahulu sebelum amukan warga menghujam dan mengguntur nya tiada ampun
Sesekali bayangan dari berjuta pertanyaan Menggelayuti nya, "Bagaimana nasib wanita itu dan bagaimana nasibku nanti?.."
Terketuk...
Terenyuh ditengah jalan dan bagai ditegur Tuhan yang Maha Esa. Hati terketuk.
Kembalilah... ! Putar arah mobil mu dan kembalilah ke sana
Terkulai... Napas semakin perlahan diujung jalan. Semakin merintih.
Terburu dan tertatih tatih. "Tenanglah, aku akan menolong mu". Beranjak pergi
Sepintas angan-angan nya gugup dan risau. "Tenanglah, engkau pasti selamat, maaf, tadi aku kalang kabut dan kehilangan kendali"
" Mata sayu dan bibir tersenyum tipis".Tidaklah mengapa, nak.
Mengulurkan seraya mengepalkan tangan,. Memohon Maaf.
Tidak mengapa , nak....
Bagi saya...! Engkau tertegun dan berniat kembali menolong ku adalah hal yang setimpal dan luar biasa.
Tapi, kan....?
Sssttt... ! Jari telunjuk seraya menutup Bibir sang pemuda,.
Terimakasih, nak
Berlian permata, uang segunung dan isi dunia ini tidak sebanding dengan seutas hati engkau iba kepadaku . Terimakasih, nak...
Semarang. 05.Ags.2022
Ilustrasi gambar: seseorang yang hendak mengemudikan mobil. Foto by sukabumiupdate. com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H