Hari kini sudah berganti malam
Tapi raga belum bisa ku bawa pulang
Hati senantiasa tak tenang
Gundah gulana tak ada selembar uang
Tapi letih telah datang tertatih tatih
Menyeka air mata tumpang tindih di pipi
Apa mesti sampai larut malam ku berkelana?
Menanti secarik uang dengan air mata
Berharap masih bertandang di medan tempur
Meski semangat sudah tak ingin mengguntur
Untuk memenuhi segala usaha dan asa
Demi kelangsungan hidup yang begitu nyata
Walau tak menentu bagai bianglala berputar
Walau tak tahu, kapan ajal akan datang
Asal hati terobati, asal kalbu tak tergores lagi
Karena hidup tak bisa kau ukur dengan kompas
Karena bisa berganti arah ketika kau pasrah dan ingin marah
Seperti sekuntum doa yang ku panjatkan dengan nada getir
Pada air mata yang sesekali ku menyeka nya tiada terakhir
18 Juni 2022
Semarang, Jawa Tengah-Indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H