Orang orang sebentar lagi akan sumringah, gembira menyambut datangnya Hari Raya Idul Adha, termasuk caca...
Cuaca dingin dengan mentari sudah ingin terbit dengan angin berhembus sepoi sepoi, membuat penghuni rumah ukuran sepetak itu riang gembira.
Caca---seorang gadis belia berumur 12 tahun yang sedang berdendang menyambut liburan panjang disekolahnya.
Apalagi, ketika di detik detik penghujung hari Raya, matanya akan berbinar binar ,sesekali hatinya pudar bagai mudah menangis seakan terharu.
Bagaimana tidak...! Riap riap sumringah dari lesung pipinya sudah tidak sabar untuk bisa bersorak sorai di Hari Raya Idul Adha ini.
Manakala segelintir orang dan hamba sahaya yang lain berkurban dengan kambing dan dombanya masing masing.
Sementara ia...! Ia hanya menanti saja diteras halaman rumahnya sembari memanjatkan doa agar sebongkah daging yang terbungkus plastik buram tak kasat mata, menghampiri nya.
Caca, ini adalah moment langka untuknya bisa menyantap daging yang sangat jarang ia temui di hari hari biasa.
Rumah caca memiliki jarak yang jauh dengan tetangga nya yang lain sehingga pertolongan makanan, sandang, dan papan... Jarang ia Terima.
Seperti hari ini. Awan pagi dan dingin yang menusuk harus ia hadapi untuk menyambut ibadah yang dilaksanakan sebentar lagi.
Baju, mukena, kerudung, hingga sejadah sudah ia persiapkan kemarin malam, agar bisa menyambut datang nya hari Raya dengan meninggalkan jejak kelam.