Lutut penuh luka, aku harus berjalan terus
Mata pedas dan pedih terkena udara dan cahaya harus ku tangkis,
Ayo.... Terus gejolakkan hati dan kalbu mu
Apakah kau tak melihat detik waktu yang berjalan itu
Badanmu harus tegap dengan suara lantang mengejar impian
Meski disisi lain, badan ingin runtuh tak berkesudahan
Engkau berjalan tertatih tatih, dan tak perlu merisaukan hamba lain yang berjalan seperti kecepatan kedipan mata
Ingus mu kau tahan saja meskipun flu, pilek, menggerutu tuk sejenak terhenti