Lihat ke Halaman Asli

Erik Taryana

Pengajar Masih Belajar

Healing Membawa Pening

Diperbarui: 18 September 2022   16:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Kata healing akhir-akhir ini menjadi istilah favorit dalam keseharian kita, tidak ada yang bisa menyebutkan persisnya siapa orang yang pertama kali menggunakan istilah healing untuk menggambarkan sebuah aktifitas atau kegiatan yang sifatnya hiburan. Para generasi Z lah (generasi anak muda/remaja saat ini) yang mempunyai andil besar mempopulerkan istilah tersebut.

Nongkrong-nongkrong di cafe diistilahkan healing, tidur sepanjang hari disebut healing, bahkan makan bakso pinggir jalanpun dianggap sedang healing. Healing ini dimaknai para generasi Z atau anak muda ini untuk sejenak keluar dari kepenatan pikiran, masalah sehari-hari, dan tumpukan tugas atau pekerjaan.

Banyak cara atau pilihan supaya pulih serta menyembuhkan diri yang merujuk kepada kata healing tersebut, dari hal yang paling sederhana sampai ke hal yang memerlukan biaya yang besar serta waktu yang cukup lama, seperti jalan-jalan ke pantai atau mendaki gunung di luar kota atau mungkin ke luar negeri, banyak juga yang hanya pergi ke pusat perbelanjaan untuk healingnya.

Pergesaran makna kini terjadi dalam penggunaan istilah healing tersebut, dari ranah yang semestinya yakni psikologi istilah self-healing merujuk pada proses penyembuhan luka batin atau luka mental yang dipicu oleh berbagai hal.

Disaat pilihan kita jatuh kepada liburan atau bertamasya ke luar kota yang memerlukan waktu, biaya, dan persiapan lumayan lama serta besar, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan dilakukan, sehingga realita yang terjadi sesuai dengan ekpektasi atau harapan kita disaat healing tersebut.

Cari informasi sebanyak mungkin, bisa dengan membaca, mendengar serta menonton berita sebelum kita liburan, untuk mengetahui apakah jalan yang akan dilalui bebas dari kemacetan atau bahkan rawan dari kemacetan

Terjebak kemacetan akan berujung pada stres dan kelelahan. Untuk menghindari kedua hal ini kita bisa antisipasi dengan merencanakan beberapa pemberhentian di sepanjang jalur pulang.

Dibeberapa titik pemberhentian ini kita bisa sekedar keluar untuk menghirup udara segar, merebahkan badan sejenak atau melakukan peregangan sehingga badan terasa segar kembali.

Ada satu hal yang sulit lepas dari keseharian kita, kapanpun dimanapun yaitu musik, musik dapat menjadi senjata ampuh mengusir bosan dan stres ketika menempuh kemacetan.

Jangan sampai kita berniat untuk healing malah kepala kita bertambah pening akibat liburan tidak sesuai dengan yang diharapakan. Jangan sampai stres ikut pulang sekembalinya dari perjalanan liburan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline