HILANG HARAPAN
Terkikis sudah harapan demi harapan yang sudah ku layangkan. Lalu, mengapa ku bertahan?Â
Sejenak bergumam pada bumi haribaan tuk menghindari salah tafsir menggema di lubuk hati.Â
Hilang harapan, manakala gugatan demi gugatan asa ku coba denyutkan malam ini. coba dengarkanlah sejenak.Â
Lalu tingalkan aku sendirian dibalik kerlip bintang yang mencoba menderma kebahagiaan.Â
****
Sejenak ku jelajah kuliner nusantara sembari mengais sepotong roti dikala hiruk-pikuk dunia merimbun di sanubari.Â
Meracau...Â
Mengaum..Â
Mencabik cabik di nuansa yang masih syawal ini.Â
Ku mencoba bertahan. Tapi, untuk siapa?Â
Ku pertimbangkan ulang dengan sedikit sisa waktu lengang
***
Dilengkapi luapan harapan yang sudah membuncah, namun sirna dan hilang begitu saja?Â
Mungkinkah hari ini? Atau esok? Kejayaan itu ada?Â
Entahlah, bergeming ditepian malam ditemani ombak berawan terhibur dipelupuk angan
***
Ku bertanya pada daun? Hanya bergoyang saja mengikuti arah angin
Ku bertanya pada api? Tapi rasa panas yang diberikan dan sesekali memberi kehangatan.Â
Mencoba menjajaki kuliner malam yang masih berjuang diantara pedagang yang bertahan untuk selembar uang
----
Demikian dan Salam literasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H