Lihat ke Halaman Asli

Menjadi Konsultan Zakat ? Siapa takut !

Diperbarui: 26 Juni 2015   14:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Bismillahirahmanirrahim.. Alhamdulillah..Akhirnya hari-hari tersebut sudah aku lewati..Sebuah cita-cita yang keluar dari mulut dan hatiku setelah kurang lebih 6 bulan yang lalu..yaitu menjadi Amil Zakat.. Alhamdulillah, aku pun diberikan kesempatan oleh Allah SWT untuk dapat melewati tahapan tersebut..banyak yang mendukung tapi tidak sedikit pula yang pesimis dengan pilihanku setelah kuliah ini..tapi akupun berkeyakinan bahwa bila ingin ditolong kehidupannya oleh Allah, maka tolonglah agama Allah dengan penuh keridhaan.. Lembaga Amil Zakat Al-Azhar, merupakan salah satu lembaga zakat yang aku datangi. saat itu aku hanya tahu sedikit mengenai zakat, yang merupakah salah satu rukun Islam ini. Namun entah kenapa dorongan aku untuk mempelajarinya begitu besar. Dengan background pendidikan aku yang sedikit sekali mempelajari agama Islam, maka mau tidak mau aku harus mencari tahu tentang ilmu zakat itu sendiri. Fuad Nasar, merupakan sosok yang tidak bisa aku lupakan kebaikannya. dia seorang yang memicu diriku untuk dapat mempelajari tentang fiqih zakat. Dia merupakan salah satu petinggi dari BAZNAS, sebuah organisasi zakat pemerintah tingkat nasional. dia juga selalu memotivasi aku, meskipun aku tahu kesibukannya lebih jauh daripada kesibukan seorang mahasiswa yang ingin menyelesaikan masa studi dikampusnya. Begitulah ceritanya, sangat panjang, namun Alhamdulillah banyak pengalaman yang aku dapatkan dari orang-orang yang berpengalaman pula. Dosen pembimbingku, Mba Ety, serta Ibu Ningsih yang menjadi salah satu pimpinan di LAZ Al-Azhar ikut pula membuka mataku lebar-lebar tentang pentingnya Amil Zakat (orang yang bekerja mengurusi dana zakat) untuk dapat bekerja secara profesional layaknya para pekerja kantoran, bank, ataupun sejenisnya.. “Aku tidak tahu bagaimana jadinya jika orang-orang yang bekerja menjadi Amil Zakat merupakan orang-orang yang berasal dari tenaga sisa, yaitu mereka yang tidak diterima kerja di bank, mereka yang tidak punya kemampuan yang bagus.,mau jadi apa Amil Zakat ini? Oleh karena itu kita butuh anak-anak muda yang produktif, profesional, kreatif untuk dapat mendukung itu semua…” Yaa,begitulah kurang lebih penuturan dari Ibu Ningsih, GM Kelembagaan LAZ Al-Azhar Peduli Ummat. Semakin kuat niatku untuk mengabdi kepada bangsa, untuk mengabdi kepada ummat tentunya. Sama halnya dengan apa yang diberitahukan oleh Anies Baswedan, “Tidak usah mengkritik pemerintah jika dirimu tidak pernah mengabdi untuk bangsamu sendiri!”. Begitu pula dengan apa yang aku pikirkan sekarang, yaitu “Jangan salahkan lingkunganmu, ummatmu, bila semuanya ini masih dalam keadaan terpuruk jika kamu belum pernah mengabdi buat ummatmu sendiri!” InsyaAllah, dengan niat lurus dan ikhlas..Alhamdulillah dalam beberapa minggu ini aku telah melewati tes seleksi yang diadakan oleh LAZ Al-Azhar dalam mencari relawan (Konsulat) Zakat untuk bekerja pada bulan Ramadhan 1431 H. Semoga Allah meridhai dan memudahkan urusanku..Amin..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline