Selamat pagi pembaca setia blog saya :), apa kabar hari ini? Well tulisan pertama setelah liburan 3 minggu akan bercerita tentang pengalaman pahit di Restaurant Jojo Bondowoso ..hiks, semoga cerita ini tidak membuatmu masam hari ini ya.
Okay, ceritanya dua minggu yang lalu, saya melangsungkan akad nikah di Restaurant Jojo Bondowoso, tepatnya di Jalan DIponegoro, samping Fatimah Bakery. Awalnya sih saya memilih tempat ini, karena memang sering makan di sini setiap kali pulang ke Bondowoso, atau pas lagi tour guide. Selain tempatnya yang cozy, menu makanannya juga oke dan sesuai dengan harga. (standar surabaya loh ya)
Nah, setelah survei sana sini, restaurant ini adalah yang paling pas di hati dan budget kami. Saya bertemu dengan Ibu Serlita, seorang perempuan keturunan Tiong Hwa, pemilik restaurant. Saya bertemu dengan beliau, kurag lebih 1 bulan sebelum hari H. Kami berdiskusi tentang konsep acara yang saya inginkan, dan dia berjanji untuk mengirim daftar harga via e-mail.
Sampai 2 minggu sebelum acara, e-mail tak kunjung datang, dengan alasan sibuk dan lain hal. Kemudian tanggal 11 Januari, saya ketemu lagi di restaurant, dan dia menyerahkan daftar harga serta budget yang ditawarkan. Saya lihat, ada harga item yang awalnya Rp. xxx jadi naik 2x lipat dari harga awal.
Pertemuan itu menegaskan total harga yang harus dibayar, dan tenggang waktu pembayaran sebelum hari H, serta prosentasi Down Payment. Nah .. seandainya pembaca disini menjadi saya, otomatis kan kalau terima penawaran, gak serta merta langsung iya, kita perlu diskus dengan calon suami, atau keluarga untuk masalah anggaran.
Selanjutnya, saya harus ke Jakarta untuk menjemput calon suami dan ibu mertua yang datang dari Belanda (ceritanya nanti yee :p ). Nah tanggal 15 Januari, saya transfer Down Payment sebesar 70% dari total biaya, saya juga meng-cancel beberapa item karena tidak sesuai dengan harga yang ditawarkan.
Saya kecewa dengan harga yang tercantum di kertas penawaran, tidak sesuai dengan apa yang didiskusikan di awal, ketika saya konfirmasi ulang, mereka menyampaikan kalau harus mengeluarkan piring, sendok, garpu serta peralatan lain saat acara, jadi harganya naik... HELLLOOWWW bukannya harga waktu diawal itu sudah paket menu hidangan meja .. emangnya kita mau makan pakee daoon apa!:p *esmosi
Ya Nasi sudah jadi bubur, gimana caranya tetep enak .. mau gak mau saya harus bayar! Dan gak cukup disitu saja, tiba-tiba sehari setelah saya transfer, ada sms masuk, dari Serlita dengan nada mengancam, kalau tidak dibayar full payment, akan dibatalkan sepihak! dan Down Payment dikembalikan.
Saya waktu itu lagi nyetir dari Surabaya menuju Bondowoso, dengan calon suami dan mertua. Saya sangat emosi, kondisi capek dan stress menjelang menikah, karena semuanya harus saya urus sendiri. Saya coba telpon Serlita, tapi gak diangkat-angkat, dia pikir saya takut dengan ancaman itu!
Bukannya saya tidak mau bayar, tapi kesepakatan awal, pembayaran down payment itu sudah lebih dari 70%, hanya karena saya membatalkan beberapa item, Serlita sewot dan sms ke perias pengantin saya, ngomel macam-macam. Selain itu, pelunasan biaya restoran juga tidak jelas diawal, tba-tiba sms H-4, semua harus lunas.
Mereka juga tidak berusaha menghubungi saya via telepon, diawalnya sih manis banget.. udah sampe tengah-tengah .. hmmm pahitttnya tuh disini! hahaha. Masalah pembayaran yang jadi bulan-bulanan ini bikin saya esmosi, karena kok ya pas saat itu CIMB Niaga lagi upgrading, jadi problem untuk transfer kemana-mana.