Lihat ke Halaman Asli

Jangan Potong Tumpeng Jokowi

Diperbarui: 18 Juni 2015   05:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Jangan Potong Pucuk Tumpeng.Ternyata, dalam acara tumpengan, jangan pernah sekali-kali memotong pucuk atas tumpeng. 
Keruklah tumpeng dari samping, terus menerus, sampai akhirnya pucuk jatuh sendiri. 
Biasanya acara tumpengan diadakan pada saat memanjatkan doa dan harapan, dan pucuk tumpeng yang berbentuk kerucut menjulang tinggi merupakan perlambang doa yang mengerucut dan menyatu kepada Sang Maha Tinggi. 
Pada saat nasi tumpeng sudah banyak terkeruk di bagian bawahnya, nantinya pucuk tumpeng akan jatuh sendiri, saat pucuk tumpeng terjatuh menjadi perlambang bahwa doa dan harapan yang dipanjatkan telah mendapat perkenan dari Sang Maha Tinggi. 
Barulah setelah pucuk tumpeng jatuh, bagian pucuk itu diberikan dan dimakan oleh pemimpin/petinggi yang hadir di acara tumpengan. Jadi, pemimpin akan makan belakangan, karena pemimpin sejati baru akan makan setelah rakyat mendapat makanan. 
Hebatnya budaya dan filosofi leluhur kita. 
Jadi, jangan potong pucuk tumpeng lalu langsung memberikannya pada Pak Jokowi. Biarkan rakyat terlebih dahulu mengeruk nasi tumpeng dibagian bawah, setelah rakyat kenyang, barulah Sang Maha Tinggi "mengirim" bagian paling mulia, paling tinggi, bagi Pak Jokowi. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline