Lihat ke Halaman Asli

Eric Brandie

Sosiolog

Hyper Opportunist

Diperbarui: 22 Oktober 2019   23:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri


Belakangan ini khalayak tanah air cukup terkagetkan oleh beberapa gagasan dan keputusan Presiden Jokowi untuk merekrut figur-figur yang notabene selama ini dikenal publik sebagai pihak-pihak yang menentang, mencibir bahkan coba menjatuhkan eksistensi pemerintahannya melalui PEMILU 2019 yang lalu.

Berbagai nama dari partai-partai yang selama ini dinilai ketus, sinis terhadap rezim Jokowi seperti: Gerindra, Demokrat, bahkan tak ketinggalan juga PAN turut terlihat muncul beramah-tamah ria terhadap sang kepala negara seolah amnesia dengan kilas perilaku antagonis para kadernya selama ini terhadap sosok Jokowi tak terkecuali sikap anomali sang pimpinan tertinggi PAN itu sendiri (Amin Rais).

Sebetulnya ikhwal merangkul lawan di era pemerintahan Jokowi bukanlah cerita baru, sebagaimana kita ketahui jauh sebelum ini sudah ada beberapa nama lainnya sebut saja Ali Mochtar Ngabalin, Yusril Iza Mahendra. Dan sejauh ini sebagaimana yang terlihat semuanya baik-baik saja dan semoga senantiasa demikian sesuai harapan kita akan kedamaian dan ketentraman negara yang kita cintai ini.

Dalam kesempatan ini saya ingin sedikit membahas tentang suatu tipikal manusia yang bisa dikatakan cukup unik bahkan di luar prediksi umumnya. Tipikal yang disebut dengan sosok Hyper Opportunist.

Saya tidak sampai pada kesimpulan bahwa tipikal ini merupakan suatu varian gangguan kejiwaan, namun yang pasti tipikal ini jelas berbeda dan cukup aneh jika dibandingkan dengan karakter dan perilaku manusia pada umumnya.

Manusia tipikal ini ada dan eksis di berbagai dimensi sosial masyarakat. Ada pebisnis, guru/dosen, karyawan, agamawan, termasuk politisi. Kalau di dunia fauna mereka lazim disebut tipikal omnivora (pemakan segala).

Bagi kalangan tipikal hyper opportunist tidak ada kata:
- idealisme
- loyalitas mutlak
- Solidaritas mutlak
- Sabar dalam kondisi kurang kondusif
- Pengabdian
- Martabat

Kesimpulannya, manusia tipikal hyper opportunist tetap ada dan eksis di manapun, bersedia berkompromi untuk apa saja meski harus menabrak nilai-nilai normatif yang berlaku. Mahir ber-bunglon ria tergantung situasional yang akan dilakoni. Dan ingat, tipikal ini senantiasa akan terus mencari celah oportuniti diri sendiri di saat sekitarnya mengira ia sungguhlah rekan seperjuangan.

Tidak mengherankan jika suatu saat orang seperti ini dapat mengejutkan publik dengan satu manuver sikap yang cukup radikal, tentu saja ia lakukan berdasarkan matematika untung-rugi bagi dirinya sendiri.

"Adalah baik dan bijak dapat menjinakkan suatu keliaran, namun jangan sampai kita terlena dalam sinetron kejinakan yang tak pernah diperhitungkan sebelumnya."

Saran terbaik: Pengawasan serta evaluasi ketat harus senantiasa dilakukan bagi tipikal seperti ini jika akan terlibat bersamanya.

Erick Brandie




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline