Lihat ke Halaman Asli

Keburukan Sosok Ibu di Rumah

Diperbarui: 26 Juni 2015   17:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sosok Ibu di rumah mungkin memasak makanan yang kalah lezat daripada resto-resto favorit kita. Namun menikmati makanan Ibu tidak hanya kelezatannya yang kita rasakan, tetapi juga kasih sayang yang melimpah tiada akhir pun turut kita rasakan.

Sosok Ibu di rumah mungkin tidak selalu membuatmu ceria seperti teman-teman kita, namun saat ia berusaha menghibur kita ia melakukannya dengan tulus karena ingin melihat anak kesayangannya melupakan kesedihannya.

Sosok Ibu di rumah seringkali membuat kita kesal akan kecerewetannya, namun kita tahu bahwa kecerewetannya mengandung kebenaran, ia tidak ingin kita melakukan kesalahan dan menyesalinya.

Sosok Ibu di rumah mungkin tidak sesempurna para rohaniwan yang hafal luar dalam dan mematuhi isi Kitab Suci, karena nalurinya hanya menginstruksikan hal ini : “Supaya anakku bahagia dan nyaman” Meski untuk itu ia harus melakukan dosa.

Sosok Ibu di rumah seringkali membuatmu malu akan penampilannya berpakaian, itu karena ia tidak mementingkan dirinya. Baginya asalkan anaknya bahagia, tidak mengapa ia melupakan penampilan dirinya.

Sosok Ibu di rumah selalu berusaha sok kuat walaupun tubuhnya sudah renta. Itu karena ia tidak ingin anaknya khawatir, meski ia mengidap penyakit yang menahun, ia akan berkata, “Ibu tidak apa-apa anakku”. Ia tidak ingin kekhawatiran diri kita akan dirinya menghilangkan keceriaan di wajah kita.

Sosok Ibu di rumah hobi begadang, itu kaena ia selalu berdoa kepada TUHAN Semesta Alam di malam dan dini hari agar diri kita selalu berada dalam penyertaan TUHAN.

Sosok Ibu di rumah selalu saja berbohong kepada tetangga sekitar. Ketika bercerita dengan tetangga sekitar selalu saja kita menjadi nomor satu dalam ceritanya, meski kenyataannya tidak demikian.

Sosok Ibu di rumah selalu saja sok mandiri, meski dirinya sedih, ia tetap tersenyum saat sang anak mengirim Ibu ke panti jompo untuk bertemu bersama dengan orang tua lainnya. Ia malah berkata, “Asyiikkk Ibu bisa dapat banyak teman ngobrol di sini!!!” Itu karena ia tidak ingin anaknya merasa kerepotan harus mengurus dirinya

Well, demikianlah sosok Ibu di mata saya. Mari kita responi keburukan sosok Ibu di rumah dengan benar!!!

Bagaimana di mata rekan-rekan?

Sumber : http://maribermakna.blogspot.com

[caption id="attachment_71860" align="alignright" width="199" caption="Sumber : xcavator.net"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline