Lihat ke Halaman Asli

Ericho Nanda

Seorang Indonesia tinggal di Melbourne

Pengamen Negara Maju dan Negara Berkembang Beda "Tipis"

Diperbarui: 14 Agustus 2017   23:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pengamen di Pitt Street (Gambar: Ericho)

"But I'm a creep
I'm a weirdo
What the hell am I doing here?
I don't belong here"

Sayup-sayup dari tengah keramaian potongan lagu "Creep - Radio head" terdengar ketika sedang melintas di sekitar George Street, saya pun mendekati sumber suara dan mendapati pertunjukan yang sungguh tidak biasa untuk seorang pengamen jalanan, pertunjukan yang mungkin lebih pantas dimainkan di panggung besar dan ditonton ratusan atau bahkan ribuan orang. Selamat datang di Sydney.

wanita yang menyanyikan lagu

Entah sudah berapa kali saya kagum tiap kali melihat pertunjukan pengamen jalanan Sydney. Selalu tertarik untuk menyaksikan pertunjukan berkelas tanpa harus membeli tiket masuk dan sejauh ini belum pernah mengecewakan. Usut punya usut, ternyata untuk penjadi pengamen (busker) di negara maju seperti Amerika, Bulgaria, dan Australia tidak semudah menjadi pengamen di negara berkembang, sebut saja Indonesia. Para pengamen yang hendak mengamen di Sydney harus melewati audisi sebelum akhirnya mendapatkan Surat Izin Mengamen (busker license). 

Ketentuan-ketentuan untuk mengamen sudah diatur sedemikian rupa oleh pemerintah. Mulai dari mengisi form "Busking application process", "Pilot busking guidelines", "Areas where buskers can perform", "Unacceptable busking activities"dan "Busking permit cost". Sampe sebegitunya. *geleng-geleng*

Tampaknya pemerintah Australia sadar betul bahwa musisi jalanan adalah pemanis pariwisata, ibarat garnish pada cocktail. Hal ini membawa dampak dan image baik bagi Pariwisata Australia.

Central Railway Station

Menurut opini pribadi, mencari nafkah bukanlah tujuan utama pengamen-pengamen di sini. Saya melihat beberapa pengamen hanya ingin "show off" saja atau sekadar mempromosikan album mereka. The thing is they need gigs! And they take it seriously. Berasa manggung di panggung besar, musisi jalanan Sydney ini niat banget loh, mulai dari kostum, alat musiknya dan perintilan-perintilan pendukung alat musik. 

Biasanya, saat perform para musisi jalanan ini meletakkan sesuatu di depannya sebagai "tip box" untuk para penonton yang hendak memberikan apresiasi dalam bentuk uang atau untuk membeli album mereka. (Sydney, 120817)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline