Lihat ke Halaman Asli

Womanizer atau Galaunizer (versi Medsos)

Diperbarui: 24 Juni 2015   13:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia


Prolog : Sekilas tentang Womanizer* Medsos

Gagal menjadi Womanizer di kehidupan nyata jangan membuatmu patah arang hanya semata-mata karena kamu kurang gagah, kurang kinclong, atau  kurang berduit. Jangan putus asa! Setidaknya, kamu masih punya kesempatan kedua untuk menjajal bakat Womanizer mu di media sosial. Yah, media sosial yang makin penuh dijejalin jutaan profile beraneka rupa. Salah satunya ya media kesayangan kita ini lah, Buku Muka.
Menjadi Womanizer di dunia Buku Muka? Tidakkah menarik? Bahkan lebih menarik dari yang  bisa kamu bayangkan! Karena, kamu tidak perlu mengeluarkan banyak uang, berpenampilan rapi mengkilat atau memiliki kecerdasan seorang Einstein. Setidaknya seorang kenalanku di Buku Muka, telah melakukannya bertahun-tahun. Simak ceritaku ini ya. Buka fikiranmu terang-terang, jangan biarkan secungkil debu pun menodainya.

Tidak sulit menjadi seorang Womanizer di dunia Buku Muka. Tidak perlu rupawan, tidak perlu cemerlang, tidak perlu tinggi dan ideal seperti yang umumnya dimiliki oleh Womanizer di dunia nyata. Yang kamu perlu lakukan, hanya cukup membuat sebuah akun dengan tema “GENTLEMAN ABIS”.  Upload beberapa foto pribadi yang sudah kamu photoshop disana-sini, agar terlihat lebih bright dari aslinya. Beri sentuhan GENTLE di profile mu. Aku sarankan kamu untuk menuliskan beberapa kalimat tentang cinta dan kekaguman tentang perempuan. Misalnya nih, “Perempuan itu untuk dicintai, bukan disakiti”, “Perempuan yang menarik itu tidak harus cantik, ia harus lembut, berjubahkan kebeningan hati, berhiaskan kemuliaan diri, bla bla bla bla bla.. “,  atau  kamu boleh mengutip sedikit kalimat pak M*rio Lebay yang sering dikerubuti kaum perempuan baik dari kalangan ABG hingga ibu-ibu.  Yang intinya, begitu ada  teman perempuan yang membuka profilemu, ia akan bertekuk lutut merapuh di sudut friend requestmu. AJIB kan?

Membuat akun sudah, mengupload foto sudah, mengisi profile sudah, lalu apalagi? Langkah selanjutnya adalah, bersosialisasi. Mencari teman-teman baru, dan teman-teman lama yang asyik-asyik punya, dan berinteraksilah dengan normal, lupakan sejenak visi misimu menjadi Womanizer.  Untuk menjadi seorang Womanizer sejati di dunia media sosial, kamu harus fokus menjadi seorang Gentleman. Gentleman sejati. Mulailah menuliskan status-status ringan tentang kehidupan sehari-hari yang menggelitik. Pastikan, setiap hari harus ada minimal 10 teman baru dengan komposisi 1 teman laki-laki dan 9 teman perempuan. Lakukan ini hingga jumlah friendlistmu mencapai 100 orang. Semakin banyak friendlistmu, semakin besar kemungkinan untukmu mengumpulkan penggemar dari kalangan perempuan.

Ketika jumlah friendlistmu sudah diatas 100 orang, mulailah fokus dengan berburu kaum perempuan. Yang manis, yang manja, yang galau, harus jadi prioritas utama. Kirimi mereka pesan inbox dengan beberapa baris kalimat, “Hai, boleh kenal? Rasanya saya familiar dengan senyum manis kamu.” Jederrrrrrrrrrrr, pasti langsung diterima punya.

Tapi, hati-hati juga, pastikan, perempuan-perempuan yang kau pilih, jangan hanya sekedar cantik, manis, manja dan galau. Pastikan mereka juga ‘kurang pintar”, “gampang ge er an”, dan yang terakhir, ini !MUTLAK! Dia  bukan PENULIS PEREMPUAN yang sadis ya!

* * * *

Ilustrasi 1:  Antara Asmoro dan Marsha

Naas sekali laki-laki itu. Karirnya sebagai Womanizer Media Sosial di Buku Muka, nyaris dipertaruhkan. Asmoro namanya,  berusia pertengahan 30an,  laki-laki keturunan Jawa yang lemah lembut dan imut, yang nyaris tidak tegaan untuk menginjak semut.

Sehari-hari ia meluangkan waktu nya yang banyak itu di sela-sela kesibukannya sebagai pegawai normatif yang tidak sibuk itu di sebuah kantor pemerintahan ibukota, untuk berkarir sebagai Penakluk Perempuan. Tentu saja ia sudah memiliki seorang istri yang baik dan tak kalah lemah lembutnya, dan baru-baru ini mereka dianugerahi sepasang pangeran dan putri yang memikat hati.

Hidupnya hampir sempurna, meski hidupnya masih sederhana, namun bahagia tak pernah jauh-jauh dari mereka.  Tinggal di sebuah istana mungil yang dinaungi pelangi, dimana celotehan-celotehan manis selalu menghiasi hari.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline