Lihat ke Halaman Asli

Puisi: Senandung Tetesan Hujan

Diperbarui: 24 Juni 2015   04:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di sore yang sedih ini,
hanya air hujan yang temani
hati yang menangis ini,
yang mulai merasa sepi.

Rintik-rintik hujan ini
seakan memberi melodi
melodi yang hapus elegi
dari hati yang kering ini.

Tetes demi tetes air hujan
berubah jadi air mata,
yang tetap ingin kutahan
walau ia sudah basahi wajah.

Perlukah kutahan semua
rasa rindu yang mulai terasa
kala hujan menghapus rasa,
rasa rindu yang membara?

Ingin kulakukan semua
yang bisa mengulang semua ini,
tapi perlukah itu semua
kala rasa ini telah mati?

Di sepi yang mencekam ini,
di tengah guyuran hujan ini,
ingin ku tetap bernyanyi
walau sakit terasa di hati.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline