Aktifitas rutin seperti biasanya dirumah ini.
Semuanya bergegas harus tiba pada waktunya terkecuali aku dirumah kembali sendiri.
Hari hari terasa tak berganti,monoton seperti sejarah mengulang atau tepatnya seperti kaset yang diputar berulang kali.
Aku sudah terbiasa dengan kesemuanya.
Sudah biasa kehilangan waktu kebersamaan dan tak lagi menuntut apapun dalam kehidupan ini.
Semua berlalu seperti angin...
seperti daun daun kering yang jatuh ketanah kemudian membusuk .
Hari itu ...tak bisa kuhindari kemudian semua terjadi.
Seperti sebuah petir kalimat sederhana itu terucap dari bibirnya.
Dari buah hati yang diharapkan menjadi pelipur dihari tuaku.
Aku tak harus mengingatnya walau terus terkenang.