Tahu menjadi favorit di kalangan masyarakat Indonesia karena rasanya yang lezat, ketersediaannya di toko-toko, serta kandungan protein tinggi namun terjangkau. Ini memberikan keuntungan bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan protein sehari-hari dengan damai. Tahu, yang berasal dari kedelai, hadir dalam berbagai varian seperti tahu sayur (tahu kuning dan tahu putih), tahu rolade, tahu nugget, tahu kelor, tahu madu, tahu goreng, tahu bulat, dan tahu isi. Dengan permintaan yang tinggi, banyak yang memilih untuk membuka tempat produksi tahu karena bahan bakunya mudah didapat dan proses pengolahan kedelai relatif sederhana.
Perhitungan biaya produksi memiliki signifikansi yang besar karena informasi tersebut sangat penting dalam menentukan harga jual produk di laporan keuangan. Setiap perusahaan manufaktur harus teliti dalam menghitung harga pokok produksi, memperhitungkan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. Penting untuk merinci setiap jenis biaya tersebut dengan cermat baik dalam pencatatan maupun pengelompokannya. Salah satu strategi kunci untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan mengurangi biaya produksi seefisien mungkin demi meningkatkan profitabilitas.
Metode ABC dapat membantu pabrik tahu Sari dalam merinci setiap jenis biaya—mulai dari bahan baku hingga tenaga kerja—secara lebih detail. Ini sangat penting untuk meningkatkan transparansi dalam laporan keuangan dan membantu manajemen dalam merencanakan strategi bisnis jangka panjang. Dengan demikian, observasi terhadap penerapan metode ABC di pabrik tahu tidak hanya memberikan wawasan tentang proses produksi tetapi juga berkontribusi pada upaya meningkatkan profitabilitas dan keberlanjutan usaha dalam jangka waktu yang lebih panjang.
Penerapan metode Activity Based Costing (ABC) menjadi langkah strategis yang cerdas. Metode ini tidak hanya memberikan gambaran yang lebih akurat tentang biaya produksi, tetapi juga memungkinkan manajemen untuk mengidentifikasi aktivitas utama yang berkontribusi terhadap total biaya. Dengan informasi ini, pabrik dapat mengalokasikan sumber daya dengan lebih efektif dan mengurangi pemborosan.
Dalam tajuk ini bpk Sutoyo selaku Kepala Produksi pabrik Tahu Sehat Sari menjadi narasumber kami untuk medapatkan informasi lebih mendalam terkait Pabrik Tahu Sehat Sari. Biaya produksi tahu bervariasi setiap bulannya yang disebabkan oleh beberapa faktor dan pencatatan biaya yang masih kurang akurat.
Hasil dari penerapan metode ABC menunjukkan bahwa biaya unit untuk tahu sayur adalah Rp 4.496,35 dan untuk tahu nugget sebesar Rp 2.724,04. Angka-angka ini memberikan dasar yang kuat bagi manajemen dalam menentukan harga jual produk. Selain itu, dengan memahami komponen biaya secara detail, pemilik usaha dapat merumuskan strategi pemasaran yang lebih efektif dan meningkatkan daya saing di pasar.Lebih jauh lagi, penerapan metode ABC juga membantu pabrik dalam meningkatkan efisiensi operasional. Dengan mengetahui aktivitas mana yang paling banyak menyerap biaya, manajemen dapat mengambil langkah-langkah untuk memperbaiki proses produksi dan mengurangi waktu serta biaya yang tidak perlu.
Dalam dunia bisnis yang dinamis, terutama bagi UMKM seperti Pabrik Tahu Sehat Sari, pengelolaan biaya yang efisien adalah suatu keharusan. Dengan menerapkan metode Activity Based Costing, pabrik ini berhasil mengidentifikasi dan menganalisis aktivitas-aktivitas yang berkontribusi terhadap biaya produksi tahu sayur dan tahu nugget. Ini bukan hanya memberikan gambaran yang lebih jelas tentang berapa biaya yang dikeluarkan, tetapi juga membantu manajemen dalam mengambil keputusan yang lebih tepat mengenai harga jual dan strategi pemasaran. Dengan menggunakan metode ini, manajemen Pabrik Tahu Sehat Sari dapat memperoleh informasi biaya yang lebih akurat, memungkinkan pengelolaan usaha yang lebih efisien.
Penerapan metode ABC memberikan landasan bagi Pabrik Tahu Sehat Sari untuk beradaptasi dengan perubahan pasar dan kebutuhan konsumen. Dalam industri makanan yang cepat berubah, kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan tren dan preferensi pelanggan adalah kunci untuk bertahan. Dengan pendekatan berbasis aktivitas ini, pabrik tidak hanya mampu mengelola biaya dengan lebih baik tetapi juga dapat merespons permintaan pasar dengan lebih cepat.Rekomendasi bagi UMKM lainnya adalah untuk mempertimbangkan penerapan metode ABC dalam pengelolaan biaya mereka. Pendekatan ini tidak hanya relevan bagi perusahaan besar tetapi juga sangat bermanfaat bagi usaha kecil dalam mengoptimalkan operasi mereka. Dengan memahami struktur biaya secara mendetail, pemilik UMKM dapat membuat keputusan strategis yang lebih baik dan meningkatkan daya saing mereka di pasar.
Analisis ini merupakan hasil dari laporan penelitian kelompok 12, mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Surakarta.
Anggota Redaksi :