Lihat ke Halaman Asli

ERFIN TRIYAMAN HAREFA

Photography addcit, writing more and collect some books.

Teknologi & Sains, Important or Impoten*?

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Oleh: Finchu Harefa

Beberapa tahun-tahun-tahun mendatang entah di abad keberapa…

Jumlah penduduk di negara-negara maju akan dipenuhi oleh banyaknya robot-robot, hasil persilangan antara teknologi dan sains – menjadi solusi bagi negara-negara maju yang jumlah kelahiran/fertilitasnya kecil atau dengan kata lain manusianya hampir punah, tetapi di negara-negara sedang berkembang/terbelakang – mis: Indonesia, jumlah penduduknya masih dipenuhi oleh manusia, hasil persilangan antara sperma dan ovum.

Bahkan di negara maju, presidennya sudah robot. Sistem pemerintahnya sudah diprogram dengan cukup maju, bagi negara-negara yang menghalalkan pembunuhan – berujung kematian – sebagai bentuk hukuman bagi mereka-mereka yang melanggar hukum, menjadi hal yang tidak tabu. Hal-hal besar di dalam sistem kepemerintahan negara-negara sedang berkembang/terbelakang sudah menjadi hal sepele yang sangat mudah diatasi berkat teknologi dan sains.

Sayangnya, di negara yang sedang berkembang – katanya menuju negara maju – masih menjunjung tinggi agama sebagai nomor satu pengambil keputusan dalam perilaku manusianya.

Lantas si robot membantah: “Kami buatan manusia, bukan Tuhan. Siapa Tuhan? Kami diciptakan oleh manusia. Kami tidak mengenal surga dan neraka. Kami hanya mengenal, kematian – tidak ada kehidupan setelah kematian kami.”

Di negara-negara maju, robot tunduk kepada manusianya. Untuk memenuhi hasrat mereka menggenggam dunia, lantas robot-robot tadi dikirim ke negara-negara berkembang – manusianya dijadikan budak robot. Maka, terjadilah penjajahan baru. Sejarah-sejarah yang lalu sudah dihilangkan agar tak ada jejak di masa depan – mungkin setelah adanya kehidupan baru – lalu diciptakan sejarah baru dan lebih kejam dari sejarah-sejarah terdahulu.

(Tulisan di atas saya tulis untuk memperpanjang ucapan Prof. Yohanes Surya yang mengatakan “Satu negara dikatakan besar kalau dia menguasai teknologi dan sains, tidak ada di negara manapun di dunia menjadi besar tanpa teknologi dan sains. Tapi kalau negara Indonesia mau maju ke depannya, kita harus menguasai teknologi dan sainsnya, itu harga mati, kalau tidak kita akan menjadi penerima dan pemakai teknologi. Artinya harta kita seberapa besar pun akan habis karena membeli teknologi. Apa yang mau kita jual – tidak ada – akhirnya kita hanya bisa membeli? Kita jual hasil-hasil produksi alam terus kita hanya bisa beli serta memakai teknologi yang mahal, kekayaan alam kita habis dan kita tetap miskin. Yang megang kekayaan adalah negara-negara yang menguasai teknologi itu tadi. Siapa yang memegang teknologi dan sains, mereka yang menguasai dunia.” Semoga bermanfaat)

*Penjelasan berkaitan dengan judul:

Important berarti penting, seberapa pentingkah teknologi dan sains di masa depan bagi kelangsungan hidup suatu negara?

Impoten (menurut KBBI): 1 tidak ada daya untuk bersanggama; mati pucuk; lemah syahwat; 2 tidak mempunyai tenaga; tidak dapat berbuat apa-apa, apakah justru teknologi dan sains membuat lemah kondisi suatu negara hingga tak berpengaruh apa-apa?

(Sudah saya tulis di tumblr saya di: http://finchu.tumblr.com/post/71098869540/teknologi-sains-important-or-impoten )

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline