Lihat ke Halaman Asli

Tingkat Apresiasi Seni Pertunjukan di Indonesia

Diperbarui: 1 Juni 2016   14:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Indonesia merupakan negeri yang termasyhur akan kekayaan seni akan seni dan budayanya. Keberadaan seni pertunjukan merupakan salah satu warisan leluhur yang menjadi kekayaan hingga saat ini. Seni pertunjukan di Indonesia terus mengalami perkembangan seiring dengan berkembangnya peradaban manusia. Namun, tak sedikit pula seni pertunjukan yang mengalami kepunahan karena kurangnya usaha pelestarian. Apresiasi terhadap seni pertunjukan juga sangat memberi dampak signifikan terhadap eksistensi seni pertunjukan di Indonesia. Di sisi lain, peranan berbagai pihak juga diperlukan untuk melestarikan seni pertunjukan di Indonesia serta meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap budaya seni pertunjukan.

Dilihat dari fungsi, tujuan, dan manfaat apresiasi salah satunya adalah mengembangkan inovasi, kreasi dan estetika. Maka, jika kita lihat dari perkembangan seni pertunjukan di Indonesia sendiri telah mengalami berbagai tahapan-tahapan seiring berlangsungnya era modern. Masuknya era modern menimbulkan pergeseran tujuan dan gerakan pada seni pertunjukan. Misalnya, jika sebelumnya seni pertunjukan diadakan untuk suatu upacara atau ritual tertentu, kini seni pertunjukan digunakan sebagai sarana hiburan dan objek wisatawan. Sedangkan pergeseran gerakan terjadi karena seni pertunjukan di era modern telah mengalami penambahan, perubahan, akulturasi gerakan dan mengesampingkan nilai sakral yakni lebih mengutamakan kebebasan individu yang tidak lagi terikat pada pola dan aturan tertentu.

Kurangnya upaya pelestarian  dan rendahnya tingkat apresiasi masyarakat tak jarang menimbulkan kepunahan pada seni pertunjukan. Hal ini sering terjadi pada seni pertunjukan tradisional di Indonesia. Para generasi muda Indonesia masih memiliki tingkat kepedulian dan ketertarikan yang rendah pada budaya-budaya seni pertunjukan lokal di daerah mereka.

Salah satu contoh apresiasi seni pertunjukan di Indonesia adalah tingkat apresiasi wayang. Pementasan wayang dengan menggunakan bahasa asing mendapatkan apresiasi yang tidak obyektif dan kurang proporsional. Hal ini dikarenakan hilangnya roh (jiwa) pertunjukan wayang dan kesulitan penyampaian oleh dalang yang berakibat pada penurunan kualitas pertunjukan. Walupun ada keberhasilan pertunjukan wayang dalam bahasa Indonesia, namun masih dipandang kurang secara kuantitas. Apresiasi masyarakat terhadap pertunjukan kini juga mulai surut karena pagelaran wayang sekarang telah menjadi tontonan mahal yang terkadang dimanfaatkan hanya sebagai kepentingan mobilisasi massa.

Maka dari itu apresiasi sangat penting dalam menciptakan rasa empati dan simpati. Rasa tersebut yang akan menggugah kesadaran dan ketertarikan masyarakat  dalam melakukan upaya pelestarian seni pertunjukan. Terbentuknya apresiasi dimulai dari kesadaran dan kontribusi para seniman dan masyarakat untuk menghargai setiap seni pertunjukan. Kegiatan apresiasi juga dapat dilakukan melalui beberapa cara yaitu penilaian, persepsi, pengertian, analisis, pengetahuan, serta kritik dan saran.

Dewasa kini , sebagian besar masyarakat hanya sekedar menikmati seni pertunjukan saja. Mereka tidak ingin merepotkan diri mereka untuk menilai, memahami, mengerti sekaligus mengapresiasi seni pertunjukan. Bagi mereka apresiasi tidak begitu penting dan hanya sekedar suatu proses dalam seni. Oleh karena itu, peran berbagai pihak seperti pelajar, pemerintah, seniman serta orang tua dalam meningkatkan tingkat apresiasi seni pertunjukan di Indonesia sangat diperlukan agar saling bekerja sama. Misalkan peran pelajar berpartisipasi dengan mempelajari sekaligus melestarikan seni pertunjukan, peran pemerintah dengan menyediakan sarana pendidikan salah satunya dengan mengadakan seminar mengenai pentingnya mengapresiasi seni pertunjukan, peran para seniman dengan terus berkarya dan membuat inovasi serta kreatifitas dalam seni pertunjukan, dan peran orang tua dengan memberikan dukungan sepenuhnya kepada anak serta pihak-pihak lain dalam menjalakan peran mereka masing-masing.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa apresiasi sangat mempengaruhi eksistensi seni pertunjukan di masyarakat. Sehingga, saran saya adalah agar generasi muda dapat berusaha mengembangkan tingkat apresiasi serta melestarikan seni pertunjukan di Indonesia dengan bantuan dan dorongan dari pihak-pihak lain yang bersangkutan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline