Mungkin diantara kamu masih ada yang ingat tentang kasus pembunuhan "Kopi Sianida"? Ya betul! kasus tersebut merupakan salah satu kasus yang proses persidangannya sangat rumit dan panjang, loh! Kasus tersebut membutuhkan waktu hampir 289 jam untuk dapat menentukan dan menjatuhkan vonis kepada Jessica Kumala Wongso sebagai pelaku pembunuhan terhadap Wayan Mirna Salihin. Kasus tersebut juga menandakan bahwa setiap kasus kejahatan memiliki kompleksitasnya masing-masing nih. Maka dari itu, dalam proses peradilan pidana kasus kejahatan, diperlukan adanya suatu kerjasama terintegritas antar berbagai disiplin ilmu untuk mempermudah prosesnya. Nah, kriminologi forensik merupakan salah satu disiplin ilmu yang memiliki kontribusi besar nih dalam proses peradilan pidana!
Apa itu kriminologi forensik?
Sebelumnya, penting untuk kita mengetahui forensik itu apasih? Jadi, forensik merupakan sebuah disiplin ilmu yang berupaya untuk mengumpulkan, menghadirkan serta menganalisis bukti-bukti yang bertujuan untuk mengungkap suatu tindak kejahatan. Lebih dari itu, forensik juga terdiri dari beberapa cabang ilmu, salah satunya yaitu kriminologi forensik. Kriminologi forensik merupakan suatu analisis multidisiplin yang dikembangkan dari berbagai riset terapan kriminologi yang hasilnya akan digunakan untuk membantu para penegak hukum dalam penegakan hukum.
Bagaimana peran kriminologi forensik melalui psikiatri forensik dalam proses peradilan?
Nah, dalam kriminologi sendiri terdapat empat aspek penting yang dipelajari, yaitu perilaku kejahatan, pelaku kejahatan, korban kejahatan dan reaksi sosial masyarakat terhadap kejahatan. Pada aspek pelaku dan korban kejahatan, biasanya terdapat beberapa tantangan yang menjadikan kasus kejahatan tersebut menjadi kompleks dan rumit nih. Salah satunya yaitu jika terdapat masalah kejiwaan pada pelaku dan korban saat tindak kejahatan berlangsung. Maka dari itu, untuk dapat menangani hal tersebut kriminologi forensik juga perlu dibantu nih sama disiplin ilmu yang memang khusus untuk menangani masalah kejiwaan, yaitu psikiatri forensik.
Psikiatri forensik itu apa lagi sih? Jadi, psikiatri forensik adalah cabang dari psikiatri yang menangani masalah yang timbul dalam hubungan antara psikiatri dan hukum, dengan aliran pelaku gangguan mental sepanjang rangkaian sistem sosial. Dalam pelaksanaanya, psikiatri forensik memiliki peran untuk melakukan pemeriksaan pada masalah pidana, perdata bahkan administratif, loh! Pada permasalahan pidana yang berhubungan dengan kasus kejahatan, pada pelaku akan dilakukan pemeriksaan kecakapan mental untuk proses peradilan, pemeriksaan kemampuan bertanggung jawab dan penilaian risiko residivisme. Hal ini dilakukan agar saat peradilan, pelaku jadi dapat menjalani persidangan yang adil nih serta mendapat tindak lanjut yang sesuai. Kemudian pada korban juga akan dilakukan pemeriksaan dampak psikologis dengan tujuan agar saat peradilan dapat menjalani persidangan yang adil dan mendapat kompensasi yang sesuai atas kejahatan yang telah menimpanya. Nah, dari sini sudah mulai kelihatan kan peran kriminologi forensik melalui psikiatri forensik dalam proses peradilan pidana?
Lalu, bagaimana sih alur pemeriksaan psikiatri forensik?
Alur pemeriksaan psikiatri forensik itu dimulai saat ada Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) / Orang Dengan Masalah Kejiwaan (ODMK) terlibat dalam suatu kasus kejahatan nih. Penegak hukum akan menentukan unsur hukum dan meminta psikiater untuk menentukan unsur hukum. Selanjutnya, psikiater akan melakukan pemeriksaan psikiatri forensik yang meliputi penjelasan hubungan medis dengan unsur hukum dan menilai keadaan medis. Psikiater juga melakukan prosedur pemeriksaan psikiatri forensik melalui analisis psikomedikolegal yang menghasilkan laporan psiakiatri forensik yang objektif, loh! Nantinya, pemeriksaan psikiatri forensik ini akan bertujuan untuk menilai terpenuhinya unsur-unsur kecakapan mental yang dinilai dan juga untuk menilai prosedur pemeriksaan dan analisis secara benar dan objektif. Nah, hasil pemeriksaan psikiatri forensik tersebut akan digunakan oleh hakim untuk menilai secara keseluruhan sebagai pertimbangan dalam memberikan putusan hakim dan tindak lanjut bagi individu yang terlibat nih!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H