Demokrasi merupakan gabungan dari dua kata dalam Bahasa Yunani yaitu "Deimos" yang berarti rakyat dan "Kratos/Cratein" yang berarti pemerintahan. Dari Bahasa Inggris "Demos" dan "Kratos" diserap menjadi "Democracy". Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, demokrasi dalam istilah politik berarti pemerintahan rakyat. Konsep demokrasi menjadi sebuah kunci tersendiri bagi dalam bidang politik karena saat ini demokrasi disebut-sebut sebagai indikator perkembangan politik suatu negara.
Indonesia sendiri adalah negara demokrasi sejak awal kemerdekaan, selain itu Indonesia adalah salah satu negara yang berhasil menerapkan demokrasi, demokrasi di Indonesia pun mengalami beberapa perubahan seperti demokrasi liberal pada masa pemerintahan Soekarno, Demokrasi Terpimpin mulai tahun 1959-1965, lalu berubah menjadi Demokrasi Pancasila dan akan terus berubah.
Seiring bertambahnya zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi pun kian meningkat pesat, salah satunya di bidang teknologi informasi dan komunikasi. Saat ini, teknologi informasi dan komunikasi digunakan dalam berbagai aspek kehidupan manusia seperti aspek pendidikan, pekerjaan, maupun dalam pemerintahan. Kini media komunikasi semakin menduduki peran yang penting dalam aktivitas manusia. Media telekomunikasi menjadi media yang paling penting bagi kehidupan manusia.
Seiring ditemukannya perangkat media yang dapat tersambung ke internet, seperti media sosial, orang-orang dapat dengan mudah menemukan berbagai jenis informasi yang berada di belahan dunia.
Lalu apakah dengan adanya media sosial itu berbahaya bagi demokrasi?
Jawabannya tentu saja bisa membahayakan dan juga tidak membahayakan bagi demokrasi. Hal ini, tergantung dari pemakaian media sosial itu sendiri. ada yang menggunakan media sosial dengan baik dan ada juga yang menggunakannya dengan niat yang buruk. Dengan adanya media sosial, semua orang bisa mengutarakan pendapat, partai bisa kampanye secara online, kita bisa mendapatkan banyak informasi tentang demokrasi. Itu semua merupakan sisi baik media sosial bagi demokrasi. Untuk sisi buruk dari media sosial bagi demokrasi contohnya mengutarakan ujaran kebencian, menyebarkan berita yang belum tentu benar, saling menjatuhkan lewat media sosial, dan masih banyak lagi. Lalu apakah sisi buruk dari media sosial ini dapat dihindari? Tentu bisa. Semua itu tergantung dari diri kita masing-masing sebagai pengguna dari media sosial. Ketika kita menerima suatu berita dari media sosial, kita harus mencari tahu apakah berita tersebut benar adanya atau hanya HOAX. Kita juga tidak boleh mengutarakan ujaran kebencian dengan cara menghargai pendapat orang lain. Mari amati dan kita ambil contoh dari video di bawah ini.
Kesimpulannya media sosial bisa menjadi pembantu dalam perkembangan demokrasi dan bisa juga sebaliknya, serta kita harus bijak dalam menggunakan media sosial. Mari kita bersama-sama menjaga demokrasi dengan menggunakan media sosial secara bijak dan benar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H