Lihat ke Halaman Asli

Oknum Komdigi Lindungi Situs Judi Online, Ketum DPP LDII Tegaskan Pentingnya Akhlak Aparatur Negara

Diperbarui: 6 November 2024   08:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jakarta (6/11). Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Lembaga Dakwah Islam Indonesia (DPP LDII), KH Chriswanto Santoso, menegaskan pentingnya akhlak dalam perekrutan dan pembinaan Aparatur Sipil Negara (ASN). Menurutnya, upaya memajukan Indonesia hanya bisa tercapai jika para aparaturnya memiliki akhlak mulia, tidak sekadar kecerdasan. Pernyataan ini disampaikan dengan penuh keprihatinan menyusul terungkapnya kasus pejabat Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) yang terlibat dalam melindungi praktik judi online.

Kasus ini mencuat ketika Denden Imadudin Soleh, Ketua Tim Penyidikan dan Ahli UU ITE di Ditjen Aplikasi dan Informatika, bersama 10 pegawai Komdigi lainnya, diketahui memelihara sekitar 1.000 situs judi online agar tidak diblokir. Dari aktivitas tersebut, mereka memperoleh keuntungan mencapai Rp 8,5 miliar per bulan. "Mereka tahu judi online merusak ekonomi, moral, dan hubungan sosial. Namun, demi keuntungan, mereka mengabaikan kehancuran moral bangsa," ujar KH Chriswanto dengan nada prihatin.

KH Chriswanto juga menyoroti dampak buruk judi online terhadap masyarakat, terutama generasi muda yang rentan terjerat dalam lingkaran perjudian. "Remaja adalah fase penting pembentukan karakter. Judi online menghancurkan masa depan mereka, menjauhkan dari pendidikan, dan merusak kualitas hidup mereka dalam jangka panjang," jelasnya.

Ia menegaskan bahwa judi online tidak hanya menimbulkan dampak ekonomi dan moral, tetapi juga konflik sosial. Tingginya kasus kekerasan dalam rumah tangga, perceraian, dan bahkan bunuh diri sering kali dipicu oleh kecanduan judi online. “Ini adalah patologi sosial yang berdampak panjang,” tambah KH Chriswanto, menekankan bahwa judi online dilarang oleh ajaran agama Islam dan membawa konsekuensi serius bagi tatanan sosial.

Menyikapi oknum ASN Komdigi yang terlibat dalam melindungi judi online, KH Chriswanto kembali menekankan pentingnya integritas dalam mentalitas aparatur negara. “ASN yang berakhlak mulia akan mengedepankan prinsip kejujuran, keadilan, dan transparansi. Mereka akan menjaga integritas, tidak tergoda memperkaya diri sendiri dengan cara curang,” jelasnya.

Dengan memperhatikan akhlak, KH Chriswanto meyakini bahwa pemerintah bisa mengurangi korupsi, kolusi, dan nepotisme yang merugikan bangsa. ASN yang memiliki akhlak mulia, lanjutnya, akan menjalankan tugas dengan disiplin, komitmen, dan tanggung jawab tinggi. “Profesionalisme ASN bukan hanya kecakapan teknis, tetapi juga sikap dan karakter yang baik. ASN yang berakhlak baik akan bersikap ramah dan empati, sehingga masyarakat merasa dihargai dan dilayani dengan adil,” tutupnya.

Pernyataan KH Chriswanto ini diharapkan menjadi pengingat bagi pemerintah untuk lebih selektif dalam perekrutan ASN serta memastikan pembinaan moral yang kuat bagi aparatur negara. Dengan demikian, diharapkan aparatur yang berakhlak baik bisa menjadi pelayan masyarakat yang bertanggung jawab dan menjunjung tinggi integritas demi kemajuan bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline