Danau Sentani adalah danau yang terletak di Pulau Papua, Indonesia. Danau ini berada di bawah lereng pegunungan Cagar Alam Cyclops yang memiliki luas sekitar 245.000 hektar.
Danau yang memiliki air tawar ini terbentang antara Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura, Propinsi Papua, Indonesia. Danau Sentani memiliki luas sekitar 9.360 hektar dan berada pada ketinggian 75 mdpl. Danau Sentani merupakan danau terluas di Papua.
Namun Danau Sentani memiliki dampak buruk bagi masyarakat asli suku Sentani yang mendiami pinggiran danau ini. Selain menyediakan sumber daya alam yang melimpah, namun masyarakat suku Sentani wajib mewaspadai dampak buruknya.
Fenomena banjir bandang di Sentani pada tahun 16 Maret 2019 yang menyebabkan meluapnya air danau Sentani dan ditambah tiupan angin yang kencang merusak seluruh rumah warga Sentani.
Fenomena ini menyimpan trauma buruk bagi masyarakat yang hingga saat ini selalu menghantui masyarakat Sentani khususnya yang mendiami pinggiran danau Sentani seperti pada kampung Puai, Yoka, Ayapo, Asei, Netar, Hobong, Ifale, Yoboi, Putali, Abar, Atamali dan beberapa kampung lainnya.
Meluapnya air danau Sentani pada tahun 2019 lalu naik hingga menutupi atap rumah warga lalu dengan disertai angin barat yang kencang membuat seluruh rumah warga rusak total.
Tahun 2024 ini nampak buruk, cuaca yang ekstrim dan hujan yang terus menerus membuat air danau Sentani kembali naik, kini setengah meter lagi bakal mendapat lantai rumah warga.
Masyarakat Sentani tak mau fenomena tahun 2019 kembali terjadi, namun apa daya jika alam menghendaki lain, karena hingga saat ini pada Senin, 15 April 2024 hujan terus turun. Halaman warga semuanya sudah tergenangi air dan lantai rumah warga sudah merasakan percikan air danau yang langsung naik ke rumah warga.
Apakah dampak buruk bakal terjadi kembali dan masyarakat semua mengungsi ke gunung dan tempat yang lebih tinggi seperti pada tahun 2019. Semua tergantung cuaca beberapa hari ke depan. Bahkan kota Sentani pun sudah terjadi banjir terus menerus dari gunung Cyclops, hal ini bertambah buruk karena hutan lindung gunung Cyclops saat ini sudah rumah karena aktivitas warga dibawah lereng gunung.