Lihat ke Halaman Asli

Erenzh Pulalo

Memanfaatkan Waktu untuk Menulis

Permohonan Maaf Rektor UNIPA Papua

Diperbarui: 7 Agustus 2021   20:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rektor UNIPA Papua Meky Sagrim https://images.app.goo.gl/QGJVCjHbkqdMCRjQ8


Beberapa pekan lalu Indonesia bahkan Papua dikagetkan dengan aksi tak terpuji dari beberapa mahasiswa baru yang tidak puas dengan hasil tesnya sehingga membuat onar yang merupakan salah satu hal yang tidak perlu dilakukan oleh seseorang yang dikatakan mahasiswa.

Ia, kampus UNIPA Papua yang berada di Manokwari dibakar, kaca - kaca - kaca dipecahkan, beberapa fasilitas dirusakkan bahkan salah satu pegawai dipukul babak belur sehingga koma dan dibawahkan ke rumah sakit oleh beberapa oknum mahasiswa.

Aksi - aksi mahasiswa ini dinilai oleh rektor UNIPA Papua yang berasal dari salah satu suku di Papua yang membentuk kelompok besar sehingga dapat menjalankan aksinya. Mahasiswa - mahasiswa tersebut menurut rektor berasal dari Wamena. Rektor meminta dengan mengeluarkan surat ijin kepada kepolisian (21/072021) agar dapat melakukan sidak dibeberapa titik tempat berkumpulnya mahasiswa ini dan harus ditangkap.

Namun sebutan mahasiswa Wamena menjadi polemik di Manokwari bahkan di Papua. Hal ini membuat rekor UNIPA Papua Meky Sagrim secara langsung meminta maaf atas hal tersebut.

"Dalam redaksi kepada kepolisian dengan menyebutkan sekelompok mahasiswa Wamena, perlu diketahui bahwa pernyataan tersebut karena dalam keadaan mendesak dan tensi begitu tinggi. Sebagai emosional dan kekecewaan atas tindakan anarkistis atas perusakan fasilitas milik negara yang ada di kampus UNIPA dan penganiayaan terhadap kepala biro akademik dan kemahasiswaan yang dilarikan ke rumah sakit dengan luka para dan keadaan yang tidak sadar, ujar rektor UNIPA Manokwari Meky Sagrim.

Selengkapnya "Permohonan Maaf Rektor UNIPA Papua kepada Mahasiswa asal Wamena" dapat ditonton dalam video berikut:


"Oleh sebab itu dalam kesempatan ini, saya selaku rektor UNIPA Papua memohon maaf sebesar-besarnya atas pernyataan tersebut, lanjut Rektor UNIPA.

Hal ini diharapkan agar tidak terjadi salah paham antar sesama terlebih antar suku di Papua. Dan mari kita melihat persoalan ini secara bijak dan mengambil hal positifnya saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline