Lihat ke Halaman Asli

Erenzh Pulalo

Memanfaatkan Waktu untuk Menulis

Puisi: "Pancasila dan Papua"

Diperbarui: 1 Juni 2021   06:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Puisi: Pancasila dan Papua

Cipta: Erenzh Pulalo (erenzhp13@gmail.com)

Pancasila..
Terdapat 5 sila yang mengikat setiap insan
Kadang dilupakan namun tetap dalam hati
Jika akan ada yang lain datang menghampiri, Pancasila tetap fondasi ku

Keutuhan negara Indonesia tetap ada padamu
Namun tidak untuk merubuhkan tetapi untuk menyatukan
Kau ada membuat negara ini semakin kuat
Kau ada negara masyarakat semakin dilindungi

Pancasila..
Sebuah gambar kecil yang selalu digantungkan di dinding
Agar sebagai pengikat bahwa kita bangsa Indonesia
Yang mempunyai jiwa petarung,

Jepang dan Belanda sudah datang
Bukan untuk membangun negeri tetapi menjajah
Tidak usah lagi kau datang, kini aku bersama bung Karno sudah mempunyai dasar yang kuat
Saya dan segenap pejuang sudah mempunyai Pancasila.
Kami yang tak pandang suku dan agama
Kami Indonesia siap bertumpah darah demi Indonesia

Pancasila..
Persatuan Indonesia..
Kini sudah tidak ada..
Indonesia sudah terpecah belah
Oleh politik, oleh kepentingan orang berdasi
Poso memakan korban empat jiwa
Dimanakah persatuan Indonesia ?

Pemerintah dan para politikus hanya sibuk mengurus negeri orang
Pemerintah dan para politikus hanya peduli negeri orang
Meminta sumbangan, memberi sumbangan
Apakah kami ini sampah masyarakat ?
Kami menangis karena saudara kami dipenggal kepalanya
Kami menangis karena kami dilupakan oleh bapa dan mama kami yang dahulu saat kampanye berjanji palsu
Kami menangis karena tidak ada orangtua kami di negeri ini

Pancasila..
Keadilan bagi sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Dimana keadilan itu ?
Saudara kami di Papua tidak bisa tidur karena suara senjata
Kami tidak bisa tidur karena rumah kami dibakar

Dimanakah keadilan itu ?
Kalian tetap makan makanan yang bergizi
Kalian tidur di kasur yang empuk
Kami di Papua hanya mengunyah angin
Dan minum air mata kami

Kami lelah..
Kami tidak punya kekuatan untuk menghadapi perusak wilayah kami
Mereka datang memberi kami nasehat palsu
Mereka pulang membawa emas kami
Mereka pulang membawa kekayaan kami

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline