Lihat ke Halaman Asli

Pers dan Kaum Muda

Diperbarui: 17 Juni 2015   14:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pers telah menjadi kebutuhan mutlak manusia zaman ini. Dan kita tahu, dunia yang sangat luas ini tampaknya menjadi semakin sempit dengan adanya kemajuan dunia pers. Dunia telah menjadi satu desa dan negara-negara mungkin bisa diumpamakan dengan sebuah RT atau bahkan sebuah keluarga mini saja. Setiap orang yang berdomisili di suatu tempat tertentu harus mengenal tempat tinggalnya sendiri. Lagi pula sekarang ini lingkungan tempat tinggal kita sendiri telah menjadi lingkungan dunia. Karena pers, pengetahuan kita menerobos horizon-horizon dunia yang luas ini. Pers menyajikan informasi-informasi penting dari seluruh belahan bumidan segenap warga bumi tidak bisa lagi menutup mata terhadap kenyataan-kenyataan yang terjadi di setiap sudut bumi lain.

Prinsip pers adalah otonomi dan independensi demi terealisasinya kebenaran dalam kehidupan publik. Ukuran profesionalisme dan kredibilitas pers terletak pada akurasi penyajian data untuk publik. Jika merujuk pada kredonya, maka pers memiliki empat fungsi: informasi, pendidikan, kontrol dan hiburan. Keempat fungsi ini yang menandai keberadaan pers. Selain itu, pers juga menjadi kekuatan dasyat sebagai penyalur aspirasi masyarakat. Aspek penyalur aspirasi ini yang harus dipegang teguh agar dengan demikian kehadiran pers sungguh bermanfaat bagi kehidupan sosial masyarakat.

Kaum muda perlu melihat pers sebagai penyalur aspirasi rakyat. Sebagai penyalur aspirasi pers memungkinkan setiap orang secara bebas (dan bertanggung jawab) mengekspresikan pandangan, sikap dan pilihan politisnya. Akan tetapi, pers bukanlah medium pasif, tempat berseliweran aneka aspirasi yang ingin diartikulasikan melaluinya. Ia bukan sekadar sebuah cermin diam yang dalam dirinya memang memiliki daya untuk memantulkan pancaran aspirasi masyarakat ke dalam ruang publik.

Pers juga mesti menjadi kekuatan yang senantiasa mengkritisi dan mengontrol keberlangsungan upaya demokratisasi dalam masyarakat. Itulah tanggung jawab moral yang diemban pers. Pers bersikap kritis baik terhadap pemerintah maupun terhadap semua elemen masyarakat lainnya. Berhadapan dengan beragam praktik politik timpang para penguasa, pers mesti berani menjadi penyuara dan penegak kebenaran. P. K. Ojong menulis, “Fungsi kontrol pers menjadi semacam ‘pentungan’ bagi pejabat pemerintah. Mereka harus bekerja dengan pikiran bahwa selalu ada pentungan yang siap sedia memukul mereka bila menyeleweng dan korup. Pers, dengan fungsi kritis dan kontrolnya, adalah kekuatan besar yang mampu mengendalikan masyarakat agar tetap berada dalam koridor demokrasi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline