Lihat ke Halaman Asli

Osama bin Laden Tewas, Al Qaida Berakhir?

Diperbarui: 26 Juni 2015   05:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sambutan berita kematian Osama bin Laden di Ground Zero, New York Osama bin Laden, teroris yang paling ditakuti dan dicari dimuka bumi akhirnya dinyatakan tewas oleh peluru tentara Amerika dan Pakistan. Sekalipun ada yang terang-terangan meragukan episode yang bisa jadi menjadi antiklimaks dari misi anti teror pimpinan Amerika Serikat, namun tidak dipungkiri episode kematian Osama bin Laden, tokoh yang diam-diam maupun terang-terangan banyak dipuja dan dipuji bahkan menjadi panutan jutaan pemeluk Islam sekaligus menjadi tokoh inspirator bagi kalangan Islam radikal ini telah menjadi pukulan telak walaupun diprediksi tidak mungkin mematikan gerakan-gerakan radikalis diberbagai pelosok bumi, utamanya bukan akhir riwayat Al Qaida. Bagi Amerika serta sekutu-sekutunya, terutama dunia Barat, penantian dalam kurun hampir 10 tahun ini bukan mudah. Banyak biaya serta korban dengan perjuangan diplomasi yang rumit serta melelahkan untuk meyakinkan dunia, terutama dunia Islam bahwa Osama bin Laden adalah musuh bersama yang mesti dienyahkan. Misi itu akhirnya dinyatakan sukses oleh berita tewasnya Osama bin Laden, sebagaimana yang dijanjikan mantan Presiden George W. Bush kepada rakyatnya setelah serangan mengerikan 11 September 2001, Amerika akan akan membalas serangan itu, utamanya terhadap pemimpin jaringan teroris Al Qaida, akhirnya terbukti, Osama bin Laden tidak mati di tempat antah berantah, melainkan ditembusi peluru pasukan khusus AS. Seperti terungkap dalam sambutan Obama, seperti itulah besarnya perasaan gembira serta keunggulan yang meliputi AS saat ini. Apresiasi kesuksesan Amerika itu tidak sepenuhnya keliru. Bin Laden bukan hanya penanggungjawab utama atas tewasnya 3.000 orang dalam serangan 11 September 2001. Semasa hidupnya ia merupakan figur simbolis penghubung paling penting jaringan teror yang beraksi di seluruh dunia, sekalipun ia belakangan hampir tak mungkin mengoperasikan sendiri bisnis teror berdarah tersebut. Bin Laden telah menjadi mitos yang memotivasi para pemuda pelaku teror Islam lewat eksistensinya, utamanya bahwa ia selalu berhasil meloloskan diri dari kejaran AS, negara super power terutama peralatan militernya. Mitos itu kini memudar. Jaringan teror itu kehilangan otak ideologinya. Kemahsyurannya hancur dan kharismanya akan lenyap, seiring berlalunya waktu. Dengan kematiannya, AS bisa menutup luka "9/11" yang menganga lebar.. Namun, Daniel Scheschkewitz covers US national security and terrorism for Deutsche Welle di Washington, pada Radio Jerman, mengatakan, masih ada banyak pertanyaan dan kekuatiran yang wajar. Bagaimana Bin Laden bisa tinggal di tengah Pakistan selama itu, tidak jauh dari ibukota Islamabad, tanpa ada rintangan? Apakah perburuan dinas rahasia AS betul-betul selalu mendapat dukungan penuh Pakistan? Dan, bagaimana dengan orang nomor dua Al Qaida, El Zawahiri, yamg masih bisa bersembunyi di suatu tempat di daerah perbatasan Pakistan-Afghanistan? Seberapa mandiri kini sel-sel jaringan teror itu bertindak? Ditakutkan, pendukung Al Qaida akan mengerahkan segala upaya untuk membuktikan bahwa eksistensi dan daya tempur mereka tidak terpatahkan. Serangan terbaru di Marakesh dan penangkapan terbaru tersangka terori Al Qaida di Jerman menunjukkan bahwa mereka juga bisa berhasil. Dan bahwa bahaya teror tak bisa sama sekali dihindari, juga 10 tahun setelah serangan 11 September. Daniel Scheschkewitz lebih jauh mengingatkan, bahkan revolusi di dunia Arab baru-baru ini juga dapat membuka ruang gerak baru bagi para jihadis. Karena bila chaos dan pengungsian menggantikan tempat kebebasan gerak dan stabilitas di dunia Arab, itu juga akan menjadi lahan semai baru bagi terorisme. Adalah naif untuk percaya bahwa dengan tewasnya Osama Bin Laden, momok teror akan lenyap dari muka bumi. Sebagai kepala jaringan teror, Bin Laden memang telah disingkirkan. Tetapi jaringannya sendiri masih terus menerima peminat, jika penyebab dasar bagi terorisme tidak diperangi, juga dengan cara politik. Kematiannya adalah sepotong keberhasilan penting dalam pemberantasan teror di seluruh dunia. Karena itu kita tak boleh berlama-lama merasa aman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline