"Nduk, jangan lupa mie instan nya, kasih 5 bungkus loh ya."
"Iya bu. Jadi, beras 2 kg, gula 2 kg, kecap manis 1 bungkus, minyak goreng 2 liter, dan mie instan 5 bungkus untuk tiap orang ya?," aku memastikan apa apa yang harus aku masukkan ke tas plastik berisi sembako yang akan aku antarkan usai sholat Maghrib. Ibuku memang berpesan agar mengantarkannya saat hari sudah gelap agar tidak ada orang yang melihat.
" Iya, betul. Kamu masih ingat siapa siapa saja kan?" tanya ibu.
"Mbok Nah, mbok Jem, mak Sri, mak Ti, dan mbok Narmi, masih sama seperti tahun lalu kan bu?"
"Iya," ibu tersenyum.
Sore ini aku memang sedang membantu ibu menyiapkan bungkusan sembako yang akan diberikan kepada janda janda tua di sekitar tempat kami tinggal. Uang yang dipakai untuk beli sembako dikumpulkan sedikit demi sedikit oleh ibu dari uang sisa belanja. Maklum, kehidupan kami sendiri juga pas pasan. Bapak cuma bekerja sebagai buruh bangunan, dan kadang juga menjadi tukang ojek motor. Namun, keadaan ekonomi yang pas pasan tidak menyurutkan niat ibu untuk berbagi meskipun hanya setahun sekali. Beliau bilang, ada kebahagian tersendiri saat bisa sedikit membantu meringankan beban orang lain. Dan meskipun orang tuaku tidak kaya, aku masih bisa sekolah sampai SMK, sekarang aku sudah kelas 3. Adik perempuanku yang terpaut beberapa tahun di bawahku, sekarang baru kelas 5 SD.
"Bu, kenapa kita harus memberikan bungkusan sembako ini pada orang lain, kenapa gak kita pakai sendiri?" Rina, adik perempuanku, tiba tiba sudah duduk disebelahku.
Ibu menjawil hidung Rina dan berkata, "kenapa kamu gak ikut kak Andria saja untuk mencari jawabannya?"
"Memang boleh?, boleh ya kak?" Rina menatapku.
"Tentu saja, tapi kamu bantu bawa ya?" Rina mengangguk setuju.
Setelah berbuka puasa dan sholat magrib, aku ditemani Rina berangkat untuk mengantar bungkusan sembako seperti yang dipesankan oleh ibu. Pertama tama, kami mengantarkannya ke rumah Mak Ti. Beliau tinggal sendirian di sebuah rumah kecil yang berdempetan dengan kandang kambing milik Pak Tarjo. Bau yang menyengat dari kandang kambing membuat Rina menutup hidungnya dengan telapak tangan.