Liburan telah usai dan Kota Batu mulai kembali seperti semula, bebas macet. Liburan Hari Raya Idul Fitri selama 2 minggu seperti memindahkan kemacetan dari kota-kota besar ke kota wisata Batu. Batu memang masih menjadi primadona bagi wisatawan lokal untuk menghabiskan waktu libur mereka. Hal ini selain karena banyaknya wahana wisata baik buatan ataupun alami, suhu udara di Kota Batu yang dingin juga menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung kota yang terletak di lereng Gunung Panderman ini.
Ramainya wisatawan yang berkunjung ke Kota Batu turut membawa dampak positif bagi usaha-usaha yang berkaitan dengan pariwisata di Kota Batu, misalnya bisnis penginapan. Bicara tentang penginapan, di kota wisata Batu ada jenis penginapan yang sedang booming, orang biasa menyebutnya dengan istilah homestay. Entah siapa yang pertama kali memopulerkan sebutan homestay untuk menyebut penginapan rumahan di area Kota Batu yang di tempat lain biasa disebut villa. Yang pasti usaha homestay mulai ramai semenjak wahana wisata Batu Night Spectaculer yang terletak di Desa Oro Oro Ombo, Kecamatan Batu, dibuka sekitar 6 tahun lalu. Dan kini, semakin banyak yang tergoda untuk membuat usaha serupa seiring dengan perkembangan tempat wisata di Kota Batu yang begitu pesat.
Di Desa Oro Oro Ombo yang merupakan lokasi tersebarnya homestay yang nyaman, sebenarnya masih terdapat beberapa tempat wisata lain selain BNS. Ada wisata naik kuda di penangkaran kuda milik Prabowo yang bersebelahan dengan kebun bunga matahari. Ada juga wisata alam air terjun bagi Anda yang menyukai petualangan. Air terjun Coban Rais namanya. Air terjun dengan ketinggian 20 m ini harus ditempuh dengan jalan kaki selama sekitar 1-1,5 jam melalui hutan pinus dan sungai kecil. Ada juga Jalibar, jalur lingkar barat yang awalnya dibuat untuk mengurai kemacetan di Kota Batu, tapi sekarang malah sering digunakan untuk kongkow terutama di malam hari karena keindahan Kota Batu dan Kota Malang terlihat jelas dari lokasi ini. Saat malam tahun baru, Jalibar penuh dengan orang orang yang merayakan pergantian tahun, karena kita bisa melihat kembang api dari berbagai tempat dengan sangat jelas.
Dibandingkan hotel atau motel, ada beberapa kelebihan yang dimiliki homestay di Desa Oro Oro Ombo dan sekitarnya sehingga meskipun hotel semakin banyak, peminat homestay tidak juga berkurang. Yang pertama tentu saja masalah harga. Biaya yang dikeluarkan untuk menyewa di homestay jauh lebih murah dibandingkan biaya untuk menginap di hotel. Dengan rata-rata Rp 500.000,00 per malam untuk satu rumah, lengkap dengan 3 kamar tidur, atau Rp 600.000,00 dengan 4 kamar tidur, satu ruang tamu, ruang keluarga, dapur, dan kamar mandi, tentu jauh lebih murah dibandingkan dengan hotel.
Yang kedua adalah suasana kekeluargaan yang tidak kita dapati saat menginap di hotel. Tamu bisa bercengkerama dengan anggota keluarga lain di ruang tamu atau ruang keluarga, tidak perlu uyel-uyelan di dalam kamar, atau harus ngumpul di lobi hotel. Kalau mau, tamu juga bisa bersosialisasi dengan pemilik homestay atau warga sekitar karena biasanya homestay berada di perkampungan yang masih kental asas kekeluargaannya.
Ketiga, Anda seperti berada di rumah Anda sendiri. Anda dan keluarga bisa memasak makanan sendiri karena sudah disediakan dapur yang bisa Anda gunakan untuk memasak makanan favorit keluarga Anda. Nonton tv ataupun DVD bareng di ruang keluarga, juga bisa menjadi alternatif saat beristirahat usai mengeksplorasi tempat-tempat wisata yang ada di Kota Batu.
Yang keempat, tamu bisa dijemput ke lokasi homestay tanpa dimintai tambahan biaya. Hal ini dilakukan agar tamu tidak sampai kesasar saat mencari lokasi homestay yang sudah dipesan. Anda tinggal menelepon pemilik atau tenaga pemasaran homestay untuk memberitahukan lokasi Anda (tentu saja sekitar Kota Batu), lalu anda akan diantar ke homestay pesanan Anda.
Dengan berbagai kelebihan yang dimiliki, tentunya kami berharap agar homestay yang tersebar di Kota Batu tetap bisa bersaing dengan hotel ataupun motel yang kian menjamur. Dan akan lebih baik lagi jika pemkot Batu memberi perhatian lebih agar usaha rumah tangga ini bisa terus bertahan dan dikembangkan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat lokal. Perkembangan kota itu penting, tapi meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal juga jangan diabaikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H