Lihat ke Halaman Asli

Pengalaman Nonton JavaRockingLand Tahun Lalu (2)

Diperbarui: 26 Juni 2015   12:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Kali ini agak panjang dan gak ada fotonya...

Mudah-mudahan gak bosen bacanya..

Part 2 : Day 1

Here we go..

Hmm, hari yang saya tunggu-tunggu akhirnya datang juga. Entah kenapa hari ini saya semangat sekali. Pagi-pagi tumben saya sudah bangun, tumben lho ini. Trus masak telor goreng, hihihi, bangga sekali saya. Karena ini terjadi di hari kerja yang mana saya paling tidak bisa bangun kemudian serajin itu pergi ke dapur. Jadi ini hal yang sangat langka, teman-teman.

Kegiatan saya di kantor siy rasanya biasa saja, tidak perlu diceritakan, cuma yang membuat berbeda adalah, semua teman-teman saya mendukung saya untuk menonton javarockin’land ini dan tiba-tiba saja mereka fasih banget ngomongin music rock. Hehe, entah ter-influence saya atau memang selama ini mereka sebenarnya suka, saya tidak tau. Yang saya bisa pastikan adalah, berusaha agar semua kerjaan saya bisa kelar sebelum jam 5 sore, sehingga saya bisa pulang teng-go. Halah, padahal biasanya juga kelar gak kelar kerjaannya, begitu melihat jam 5 kurang 5 saya sudah shutdown komputer dan nongkrong di depan mesin absen juga, pakai alasan mau nonton konser segala lagi, kata suara yang ada jauh di dalam hati saya. Loh, saya kan cuma pengen jadi pegawai yang disiplin aja, datang jam 8 pulang ya jam 5, bener gak? Kali ini ada suara lagi deket di dalam hati saya. Hehehe.. terserahlah situ.. gak penting buat dibahas..
Yang pasti, saya memastikan Popoy untuk menjemput saya, supaya lebih cepat sampai kos, mandi dan ambil tiket. Karena kan sesuai dengan email yang saya terima kemarin kalau tiket dibatasi jam pengambilannya.

Tidak lupa saya kembali menghubungi Yanik, meminta kepastian apakah dia mau nonton atau tidak. Terdengar suaranya siy, antusias sekali. Dan dia ingin pergi bareng dengan saya. Bukannya saya tidak mau, tapi karena saya harus mengejar waktu pengambilan tiket, maka saya sarankan untuk ketemuan di depan pintu masuk saja. Akhirnya dia mengatakan tidak berkeberatan. Dalam hati saya, kasihan juga ya kalau Yanik harus pergi sendiri, sayapun kemudian teringat sahabat saya yang lain, Benny. Kenapa gak coba aja ajak Benny, kebetulan Y!M dia sedang aktif, maka saya coba untuk chat dengan dia. Agak alot juga proses pengajakan ini, tau sendiri, Benny kan termasuk orang yang perlu diyakinkan dengan sesuatu. Karena sudah hampir pukul 5 sore, saya kemudian mengambil alternatif untuk memberikan no HP Yanik kepada Benny, dan no HP Benny kepada Yanik. Maksud saya, bila mereka interest mau nonton, supaya bisa janjian untuk pergi bareng dan ketemuan dengan saya di pintu masuk JRL.

Tepat pukul 5 sore saya pulang, dan butuh waktu sekitar 15-20 menitan lah untuk sampai ke tempat kos saya. Saya kemudian mandi dan mempersiapkan diri. Kaos hitam, celana jeans panjang, dan sneakers. Make-up cukup bedak tipis, pulas alis, mascara tipis, blush-on tipis, dan lip-gloss. Tidak terlalu heboh kan untuk dandanan ke sebuah konser musik rock? Sekali lagi saya dan Popoy membaca term and conditions yang ada di ticket yang sudah di print. Disitu dikatakan tidak boleh membawa makanan dan minuman, tidak boleh membawa kamera atau video kamera professional. Ya sudah, itu yang paling penting, daripada nanti bermasalah, kami sepakat untuk tidak membawa kamera, tidak membawa makanan dan minuman. Kami hanya bermodalkan semangat juang yang tinggi, padahal sebenarnya saya deg-deg an juga, siapa tau sampai sana prosedurnya berbelit-belit sehingga akhirnya tidak jadi nonton. Duh, jangan sampai deh..

Sekitar pukul 18.20 kita sampai di Ancol. Dari pintu masuk siy, saya tidak melihat keramaian sebagaimana mestinya ada konser musik rock. Hampir seperti suasana pada saat weekend biasa, ya, mungkin ada peningkatan sedikit di jumlah pengunjungnya. Setelah kita bayar biaya masuk Ancol, dimana per orang adalah Rp. 12.000, dan biaya masuk motor adalah Rp. 10.000, kita langsung berangkat menuju lokasi. Disini saya tidak melihat papan penunjuk untuk memudahkan pengunjung yang mungkin belum begitu paham dengan Ancol. Cuma karena saya sudah pernah kesini sebelumnya, maka saya navigate Popoy untuk langsung ke Pantai Carnival.

Sampai di lokasi, kami kemudian mencari tempat parkir motor. Sekali lagi saya juga tidak melihat ada papan penunjuk dimana kami harus parkir motor, karena sepanjang yang kami lihat, hanya ada lahan parkir untuk mobil saja. Akhirnya saya bertanya ke salah satu petugas, yang tidak kelihatan sebagai petugas, dimanakah parkir motor tersedia, dan dia hanya bilang, di belakang. Mau tak mau kamipun harus mencari sendiri dimana di belakang itu berada. Yah, untung saja tidak lama kemudian kami dapat menemukannya. Ini mungkin karena pengunjung yang tidak terlalu banyak, jadi masih agak terkontrol, meski tetap ada semacam diskriminasi bagi pengendara motor. Ah, sudahlah, yang penting kami sudah sampai dan secepat mungkin pergi ke counter di sebelah ticket box.

Sepanjang kami berjalan dari lokasi parkir motor sampai dengan pintu masuk lokasi, banyak sekali orang-orang yang menawarkan ticket kepada kami. Bahkan mereka berani untuk memberikan diskon 50 % dari harga normal ticket yaitu Rp. 200.000. Dan mereka menawarkan tiket bukan dengan cara diam-diam lho, terang-terangan. Bahkan ketika kami sampai didepan ticket box, mereka membisikkan kalau jangan beli di tempat resmi, lebih mahal, mendingan beli di mereka saja. Mereka bilang, ticket nya asli, dengan jaminan akan diantarkan sampai masuk. Tapi karena saya memang tidak berniat membeli ticket, tapi mengambil ticket, maka tawaran mereka terpaksa tidak saya layani.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline