Lihat ke Halaman Asli

Fajar Perada

seorang jurnalis independen

Ini Manfaat Ekologis Pohon Kelapa Sawit

Diperbarui: 11 Maret 2020   12:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perkebunan kelapa sawit juga menjadi paru-paru penyedia oksigen untuk Bumi. (foto: okezone.com)

Selama ini kelapa sawit, identik dengan tanaman industri yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Pendapat itu tidak salah sama sekali. Sejak 30 tahun terakhir budi daya pohon ini telah berkembang pesat menjadi bisnis bernilai triliunan rupiah di berbagai negara. 

Bahkan di Indonesia menjadi salah satu primadona ekspor. Buah sawit dan produknya sangat banyak di Indonesia. Hal ini disebabkan jumlah luas kebun kelapa sawit Indonesia saat ini sudah lebih dari 16 juta hektar dan total produksi CPO (Crued Palm Oil) atau minyak mentahnya, telah mencapai 43 juta ton per tahun.

Gabungan Asosiasi Pengusaha Kelapa Sawit (Gapki) juga mencatat, total devisa yang diperoleh dari ekspor baik oleh BUMN maupun korporasi swasta serta petani perseorangan dan koperasi dalam negeri tercatat sebesar Rp320 triliun pada tahun 2019 ini.

Nilai besar serta perkebunan skala besar dan massif yang dijalankan, sering kali menimbulkan kritik dari kelompok pegiat lingkungan atau LSM. Mereka kerap menuduh bahwa industri kelapa sawit Indonesia adalah biang deforestasi, penggundulan hutan serta penyumbang pemanasan global.
Padahal, tuduhan itu lebih banyak didasari oleh praduga serta tanpa data, serta menjadi alat oleh sejumlah negara, khususnya negara maju dalam menekan perkembangan industri strategis dalam negeri ini.

Sebenarnya selain manfaat ekonomis dan intrik-intrik  yang mengikuti di belakangnya,  pohon kelapa sawit juga mengandung nilai tambah bagi  kehiduan di Bumi. Salah satunya seperti dari sisi ekologis maupun ekosistem.

Menurut data dari Kementerian Pertanian tahun 2018 lahan kelapa sawit di Indonesia tercatat seluas 14,31 juta ha (perkebunan rakyat seluas 5,81 juta ha, perkebunan negara seluas 713.000 ha, dan milik swasta adalah 7,79 juta ha). Areal ini lebih luas bila dibandingkan negara produsen minyak sawit lainnya seperti Malaysia, Nigeria, Thailand dan Columbia.

Dengan luas yang sedemikian besar,ratusan jutaan  batang pohon  di puluhan juta hektar perkebunan yang ditanami  pohon ini  juga memberikan kontribusi sebagai "paru-paru" Dunia. Seperti halnya pada manusia, paru-paru berfungsi membersihkan dan membuang karbondioksida dari dalam tubuh dan memasukan oksigen kedalam tubuh manusia.

Pohon-pohon,  di kebun kelapa sawit mampu membersihkan udara kotor dengan cara menyerap karbondioksida dari atmosfer bumi dan menghasilkan oksigen untuk kehidupan Bumi. Hanya tanaman termasuk kelapa sawit yang diberikan fungsi khusus untuk keberlangsungan dan keseimbangan ekosistem planet bumi ini maka perlu diperhatikan terutama dalam proses pemeliharaannya.

Perkebunan kelapa sawit merupakan bagian mata rantai penting dalam menghubungkan sumber energi (matahari) dengan kebutuhan energi bagi kehidupan manusia di Bumi. Melalui kebun sawit (proses fotosintesis) energi dari matahari ditangkap dan disimpan dalam bentuk energi kimia yaitu minyak sawit maupun biomas sawit lainnya.

Dari minyak sawit dan biomas tersebut, dengan teknologi pengolahan dapat dihasilkan berbagai produk dan kegunaan bagi masyarakat termasuk energi (biodesel, bioetanol, biogas, biovatur dan biolistrik). Sementara minyak fosil yang dikenal dan banyak digunakan saat ini berasal dari fosilisasi jutaan tahun biomas.

Manfaat perkebunan kelapa sawit juga sebagai bagian dari mata rantai fungsi hidrologis ekosistem sebagaimana tanaman lainnya. Fungsi evapotranspirasi yang melekat pada fisiologis tanaman kelapa sawit menjadi bagian penting dari pemeliharaan kelembapan udara mikro maupun penguapan air.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline