Lihat ke Halaman Asli

Fajar Perada

seorang jurnalis independen

Mahfud MD Tersingkir dari Bursa Cawapres, Napi Koruptor Sukamiskin Berduka

Diperbarui: 31 Agustus 2018   18:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(tribunnews.com)

Napi Koruptur di Lapas Sukamiskin Bandung, sangat berduka setelah Jokowi mengumumkan bahwa pasangan yang jadi Cawapres dalam Pilpres 2019 adalah KH Ma'ruf Amin, dan bukan Prof. Mahfud MD yang sudah mengurus syarat syarat sebagai Cawpres di PN Sleman dan menjahit baju baru berwarna putih kesukaan Jokowi.

Mengapa para Napi Koruptor Sukamiskin berduka?

Sebagian napi koruptor merasakan diperlakukan tidak adil dalam proses hukum maupun setelah dipenjara di lapas. Dalam proses hukum masih terjadi tebang pilih oleh para aparat penegak hukum.

Banyak yang merasa diperlakukan tidak adil, kasus kecil dan tidan ada kerugian negaranya dihukum berat. Sedangkan kasus besar yang kerugian negaranya besar di hukum ringat, dapat remisi dan dapat PB (pelepasan bersyarat).

Bahkan banyak pula Napi Sukamiskin sebagai korban sistem dan korban tebang pilih. Ada beberapa kasus bahwa aktor intelektualnya dibiarkan bebas, sedangkan justru orang yang tidak banyak perannya dihukum berat.

Harapan besar para napi sukamiskin untuk memperoleh Keadilan berdasarkan kebenaran Hakiki sebenarnya dapat terealisasikan jika Prof. Mahfud MD menjadi Wakil Presiden yang fokus tugas nya membenahi bidang hukum, khususnya pencegahan dab pemberantasan Korupsi.

Para Napi Koruptor Sukamiskin sangat yakin akan integritas Prof. Mahfud MD dalam bidang hukum. Banyak kasus besar yang pasti akan dibabat habis oleh Prof Mahfud MD, tidak memandang siapa pelakunya, partai apa latar belakangnya, bahkan setinggi apapun jabatannya.

Kasus kasus besar pasti akan dikikis habis dan pelakunya akan di hukum mati atau penjara seumur hidup. Misalnya kasus besar itu adalah :

1. Skandal BLBI

2. Skandal Bank Century.

3. Kasus Pelindo2

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline