Hai readers! Pada artikel sebelumnya telah dibahas mengenai perbedaan jenis dari bahan oli yang dimana penulis singgung mengenai viskositas (ukuran kekentalan) disana. Kemudian juga, perbedaan jenis dari bahan oli juga akan mempengaruhi sertifikasi sebagai gambaran dari performa oli tersebut dalam melaksanakan tugasnya. Tentunya oli yang kandungan mineralnya lebih banyak maka sertifikasinya tidak akan sebagus oli yang kandungan bahan sintetisnya lebih banyak karena pengaruh struktur molekul yang berbeda
Ukuran Kekentalan pada Oli atau bisa juga kita sebut sebagai Viskositas merupakan salah satu hal yang penting dalam memilih oli. Pasalnya, apabila kita salah dalam memilih kekentalan oli baik terlalu encer maupun terlalu kental dari rekomendasi pabrikan maka lama-lama akan berakibat fatal bagi mesin karena pelumasan tidak optimal. Misalnya kita memilih oli yang terlalu encer maka oli tersebut akan cepat mengalir begitu saja, hanya sedikit melumasi, yang berakibat mesin cepat panas dan memuai karena koefisien gesek yang tinggi. Kemudian apabila kita memilih oli yang terlalu kental maka oli tersebut akan susah mengalir hingga ke sela-sela mesin, akibatnya akan ada bagian mesin yang tidak terlumasi yang akan menghasilkan gram-gram halus dimana akan mengganggu proses sirkulasi oli di dalam mesin atau membuat bagian dalam mesin baret halus.
1. Ukuran Kekentalan Oli
Kalau kita perhatikan pada botol oli, maka akan ada huruf SAE yang kemudian diikuti dengan angka-angka semisal SAE 10W-30, itu merupakan ukuran kekentalan dari oli loh readers! Namun pada oli-oli di awal produksinya biasanya hanya menggunakan huruf SAE yang diikuti dengan satu grade angka semisal SAE 30. Apa itu SAE? SAE merupakan akronim dari Society of Automotive Engineers yang bermarkas di Amerika Serikat dimana himpunan tersebut mengeluarkan standar-standar yang dipakai dalam kendaraan yang mempunyai mesin; seperti menentukan Ukuran Kekentalan pada oli. Semakin tinggi nilai angka setelah akronim SAE, maka semakin kental oli tersebut (misal: oli SAE 50 itu lebih kental dari oli SAE 30). Lalu apa maksud dari oli yang memiliki dua angka dan huruf W pada standar SAE-nya? Contohnya oli SAE 10W-30, angka sebelum huruf W menandakan ukuran kekentalan oli pada cuaca dingin (W = Winter), sedangkan angka yang paling belakang menandakan ukuran kekentalan oli pada cuaca panas, iya benar, oli tersebut bisa berubah kekentalannya sesuai dengan keadaan suhunya, canggih bukan? Alasannya adalah di negara-negara empat musim misalnya, pada musim salju apabila hanya menggunakan oli single grade seperti SAE 30 maka mesin akan susah hidup karena oli yang seperti membeku, maka diciptakanlah oli dengan kekentalan yang bisa berubah menyesuaikan dengan keadaan cuaca.
Kemudian pada botol oli juga biasa terdapat sertifikasi API dan JASO, apakah maksudnya?
2. Sertifikasi API
API adalah akronim dari American Petroleum Institute yang juga berasal dari Amerika. Tugasnya adalah juga memberi sertifikasi pada Oli. Sertifikasi API biasanya akan diikuti oleh dua huruf, pada mesin motor (bensin) akan diikuti lebih dahulu oleh huruf S, baru kemudian diikuti huruf sesuai grade kualitasnya; semisal API SL. Huruf setelah S apabila semakin jauh huruf abjadnya maka kualitas oli lebih bagus (misal: API SN lebih baik dibanding API SL). Biasanya motor-motor sport di Eropa hanya cukup sampai sertifikasi API karena menggunakan kopling kering, tidak seperti motor sport Jepang yang menggunakan kopling basah sehingga membutuhkan sertifikasi JASO seperti yang akan dibahas berikut ini.
3. Sertifikasi JASO
Sertifikasi JASO hadir dari negara matahari terbit, yaitu Jepang. Merupakan akronim dari Japan Automobile Standard Organization, yang bertugas memberi sertifikasi pada oli sesuai dengan jenis kopling; apakah menggunakan kopling kering atau kopling basah. Mesin dengan kopling kering seperti motor sport di Eropa atau motor-motor matic pada umumnya, disertifikasi dengan JASO MB, sedangkan mesin dengan kopling basah seperti motor sport atau motor bebek Jepang (misal: Honda, Yamaha, Kawasaki) disertifikasi dengan JASO MA ataupun JASO MA2 yang dimana JASO MA2 memiliki kualitas lebih baik ketimbang yang JASO MA saja. Pertanyaan muncul, bagaimana kalau kita mengisi mesin yang bertipe kopling basah dengan oli untuk mesin bertipe kopling kering? Tentunya akan berakibat pada kinerja kopling dan transmisi yang tidak optimal seperti kopling slip, susah mengoper gigi, dan sebagainya. Sedangkan untuk sebaliknya, belum ditemukan masalah yang berarti.
Nah, itulah pembahasan mengenai tulisan-tulisan yang terdapat pada botol oli yang penulis harap dapat semakin memudahkan readers dalam memilih oli untuk motor readers sesuai dengan spesifikasi yang diberikan oleh pabrikan motor. Apabila masih bingung, di artikel selanjutnya penulis akan ulas bagaimana cara memilih oli dengan memerhatikan beberapa kondisi motor, stay tuned terus ya!
Terima kasih telah menyempatkan waktu untuk membaca artikel ini. Apabila ada pertanyaan seputar pembahasan ini, boleh ditanyakan langsung ya readers!