Puisi : Edy Priyatna
Setelah senja nan kulewati sore ini. Lenyap perlahan langit jingga. Dibungkus awan hitam sementara. Aliran udara berhenti bertiup keringat. Peluh keringat membuat terjaga. Deklinasi gempa pernah kubayangkan. Balik kembali datang patah hati. Kulihat kau buka jendela. Teguran mentari pagi kulihat jelas raut. Wajahmu cerah senyummu sangat keren. Menarik indah melegakan hati. Kuat menderas tajam saat ini.
Perasaan hati merindu melepas sunyi. Cengkam menghilangkan haus dahaga. Jiwa sukma kulambaikan tangan. Serta jalan pikiran mengiring getar. Mungkin sudah berapa jauh. Berjalan melintasi gunung bukit. Melalui jalan setapak berliku. Kenyam lautan luas melewati gelora. Angin ribut kehidupan tak pernah. Seandainya kucoba untuk menghitungnya. Tiup angin sendalu di bawah hujan. Waktu senja sejak menulis kejatuhan.
(Pondok Petir, 21 Agustus 2019)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H