Lihat ke Halaman Asli

Edy Priyatna

TERVERIFIKASI

Karyawan Swasta

Puisi | Membangkitkan Daya Hidup Bianglalaku

Diperbarui: 17 Juli 2019   08:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

koleksi pribadi

Puisi : Edy Priyatna

Membentuk yakni harapan paham. Sewaktu luruh di dedaunan kalbu. Jaminan cagar di lindungan rindu. Selama tiap detik waktu. Mendatangi batas waktu rinduku. Atas nama ramahnya bekerja. Kendati hanyalah makhluk kecil nan hina. Hanya senyum seringai tak pernah palsu. Meskipun bukan data susila.

Sebaliknya pernahlah ini hanyalah sajak. Jangan lagi tanggap risau resah. Kemungkinan menyapa berbisik. Serupa kami telah terukir. Menderita masih tetap terawat. Sama dengan lihat atau tatapmu. Kancing peniti gerimis menghujani. Sisir ratap nan pengap itu seketika. Harap kehilangan batas waktu.

Subuh buta terlihat sangat cemerlang. Embunnya menguap pancarkan terang. Cabut datang begitu kilat tiba. Sebangun terang mentari terbang. Penaka gelap nan telah sirna. Kisah cerita biarkanlah aku. Melewati arung dibalik sunyi. Kemudian sesudah aku mengenangmu. Membangkitkan daya hidup bianglalaku.

(Pondok Petir, 02 Juli 2019)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline