Lihat ke Halaman Asli

Edy Priyatna

TERVERIFIKASI

Karyawan Swasta

Puisi | Selanjutnya Hujan Lepas Sangat Lebat

Diperbarui: 1 April 2019   12:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: dokpri

Puisi : Edy Priyatna

Pangkalnya seperti tak terjadi apa-apa. Waktu itu senja mulai datang. Serta bersama mega hitam. Telah usai masuk musim penghujan. Bicara kata orang oknum di sini. Sudah tentu mestinya ada hujan. Namun nan tiba hanya angin. Lenggaklah nagari ini dengan matamu belantara. Belaka orang menjadi malu karena ulahmu.

Sebentar lagi pasti akan rusak berantakan. Menjadi sasaran bangsa lain. Paling sekali lagi bukalah mata hatimu. Bergerak keluar kencang sekali. Sebelum azab mendatangi dirimu. Berserta dengan kecepatan tinggi. Hingga merobohkan apa saja. Tempat tinggal papan reklame. Asal mula pohon kayu tanaman.

Akhirmu berada di ujung samudera. Berputar membawa suhu panas. Membuyarkan halau awan hitam. Bangunan cungkup rumah penduduk. Saat ini kau masih perkasa. Tak dapat membentuk hujan. Ada perbaikan dan perubahan. Kadang mendadak langit menjadi gelap. Selanjutnya hujan lepas sangat lebat.

(Pondok Petir, 26 Maret 2019)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline