Lihat ke Halaman Asli

Edy Priyatna

TERVERIFIKASI

Karyawan Swasta

Puisi | Mendatangi Batas Rinduku

Diperbarui: 24 Maret 2019   11:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Shutterstock.com

Puisi : Edy Priyatna 

Dasar sorot matahari kita bernaung. Atas badai kita bertahan. Tatkala sebuah kehendak dan keyakinan. Suasana itu laksana kapal berlayar. Tak mudah dapat terbayangkan. Jangan kagak akan pernah tahu. Ada ombak menghamtam. 

Pernah deras hujan dalam puisi. Curahan hati mungkin perih. Tanah digali terangkat dari dalam. Ilmu nan tak kan pernah selesai. Walau pagi maupun musim berganti. Sisir ratap nan pengap itu terserempak. Harap kehilangan batas waktu.

Berkenaan akan suasana gelap. Meski tanaman pohon tumbang. Gelora badai membelah bumi. Tentu tetap ku tatap malam. Sebangun terang mentari terbang. Mendatangi batas rinduku. Sengsara menderita masih tetap terawat. 

(Pondok Petir, 18 Maret 2019)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline