Lihat ke Halaman Asli

Edy Priyatna

TERVERIFIKASI

Karyawan Swasta

Puisi | Sujud Sungkem di Telapak Suargaloka

Diperbarui: 12 Maret 2019   11:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi : Edy Priyatna

Menyebar pada hembusan angin. Lambang anti kekerasan. Senantiasa menerima keadaan. Baik buruk secara alami. Mengundang para sahabat. Dalam rasa berbahagia. Beradaptasi dengan duri lurus. Menahan kerusakan melindungi diri. 

Mengawal pahala meratapi kemungkaran. Sayang langsung merangkul. Bermula lahir ke dunia ini. Mentari memancar mengucapkan salam. Badai berontak mengusik alam. Seabad rindu selaut teduh. Menyelimuti warna nestapa. Bertindak dalam kehendak. 

Syak wasangka cahaya ciptakan ketenangan. Merebak pada hembusan angin. Ajak rangsang para sahabat. Dalam mencoba bersukacita. Beradaptasi dengan duri lurus. Menahan kerusakan melindungi diri. Sepantun serupa nan maha kuasa. Andaikata hadir sang kekasih merembes kalbu. 

Sedang pada saat selalu saja terjadi. Memegang ada perasaan hilang. Terjadi perasaan kehilangan saja. Wujud hilang rasa selalu. Kehilangan terai setiap saat. Setiap hari kita selalu mengenal waktu. Menjejaki akar perjalanan. Sujud sungkem di telapak suargaloka.

(Pondok Petir, 07 Maret 2019)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline